Pages

Selasa, 27 Desember 2016

Rapor Pertama Sekolah Dasar

Sudah satu semester berjalan tapi saya belum cerita tentang sekolah Samara. Huuuhh...diary keluarga macam apa ini? Gak upadate cerita anak, hihihi... Mari kita salahkan saja mamak Samara yang menelantarkan blog ini karena kebanyakan leyeh leyeh gak jelas.  

Singkat cerita, Alhamdulillah Samara masuk ke sekolah yang berbasis komunitas dan agama. 
Hari pertama sekolah
Sekolahnya emang sekolah Islam tapi bukan sekolah Islam terpadu. Penjelasan sekolah islam terpadu udah pernah saya tulis di sini. Sistem belajarnya agak beda dengan sekolah pada umumnya.

Di sekolah komunitas ini gak ada text book. Nah..muncul deh pertanyaan? Trus gimana pedoman/panduan kegiatan belajarnya? Jadi yaa..di awal masuk sekolah, seluruh orang tua berkumpul dan diberi lesson plans. Dalam lesson plans itu dijabarkan secara lengkap materi kegiataan belajar selama 1 semester. 
Lapangan di area sekolah

Di sekolah ini juga menjadikan alam semesta dijadikan media pembelajaran sehari hari. Bicara tentang raport yang baru saja kami terima, ada 2 raport yaitu raport sekolah dan Diknas. Nah..Kira kira begitulah gambaran sekolah Samara. 

Selama 6 bulan ini saya melihat si anak enjoy dengan lingkungan barunya. Guru dan teman temannya menyenangkan. Kegiatan belajar juga dikemas dengan santai. So far...insya allah tidak membebani anak dengan beratnya pelajaran jaman sekarang. 

Kalau saya lihat, untuk SD 1 ini lebih ditekankan pada attitude. Jadi masalah kebiasaan baik sehari hari harus dilakukan secara kontinyu agar membekas dan dengan sendirinya akan 'nempel' di pikiran anak. Dari mulai hal hal sederhana seperti kebiasaan mengucapkan salam ketika bertemu dengan seseorang hingga membiasakan diri untuk sholat berjamaah baik di rumah maupun di sekolah. 

Pada semester 1 ini, pelajaran yang didapat oleh Samara ada Bahasa Indonesia meliputi reading, Pendidikan Agama, English, Math, Science, Social, Art dan Arabic. Untuk tes semester yang sudah dilakukan pada awal Desember kemarin dibagi menjadi 2 yaitu Oral test untuk English dan Arabic serta tes tertulis untuk Bahasa Indonesia, Pendidikan Agama, Math, English, Science dan Social. Untuk Art, anak anak diberi waktu untuk berkreasi sesuai kemauan masing masing. Jadi ada yang menggambar, menggunting, melipat, menempel dan lain lain. Bebas deh pokoknya.

Jujur aja nih yaa...Insya Allah semua mata pelajaran Samara bisa saya ikuti. Tapiiiii...ada 1 mata pelajaran yang bener bener asing buat saya dan membuat saya harus belajar seperti anak SD. Apa coba? Yuppp...Bahasa Arab, hahaha... Saya nyerah aja deh kalo harus membelajari Samara bahasa Arab, lah wong saya sendiri gak bisa, hahaha.. PR banget deh saya dan siayah untuk sama sama belajar bahasa Arab. 

Jadi inget, waktu selesai oral test Bahasa Arab saya tanya ke Samara apakah bisa menjawab pertanyaan tes? Dan si anak menjawab : "ada yang bisa aku jawab, ada juga yang gak bisa aku jawab, Bun"... hahaha..saya memaklumi aja kalau jawabannya begitu karena kalau saya dites pun belum tentu bisa menjawab. saya dan siayah pun gak menargetkan apa apa untuk pelajaran yang satu ini. Susah cyiiin belajar bahasa Arab, hehehe.. 

Tapi emang bener yaaa...daya ingat anak anak itu luar biasa tajam. Khususon bahasa Arab, saya hanya mendampingi Samara belajar sambil menghafal bahasa Arab. Kalau diajak conversation bahasa Arab saya nyerah, hahaha.. Tapi Alhamdulilah Samara bisa mengikuti. Terbukti nilai bahasa Arab di rapornya menembus angka 8,5 di atas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) Kelas yaitu 6,5. Alhamdulilah ya nak hehehe...
Rapor pertama
Oiya sedikit cerita, sebelum terima rapor ada beberapa kegiatan yang diikuti oleh Samara yaitu saat 17 agustusan, pihak sekolah mengadakan Indonesian Cultur Day. Kelas SD1 kebagian jatah mengeksplore budaya Aceh. Selama 1 minggu kelas dihias dengan pernak pernik Aceh. Semua orang tua turun tangan menyulap kelas menjadi suasana seperti di kota Serambi Mekah. Dan anak anak juga menggunakan baju khas Aceh untuk performance tarian Aceh.
My Little Tjut Nyak Dien :)
Selain acara Indonesian Culture Day, ada juga kegiatan market day. Anak anak dibimbing oleh gurunya membuat barang yang bisa dijual dengan memanfaatkan barang bekas. Jadi pada kegiatan ini masuk juga mata pelajaran Art, dimana anak bebas berkreasi dengan barang bekas dan kemudian hasil karyanya dijual.  
Market day

Yupp...sebenernya masih ada beberapa kegiatan Samara yang dilakukan di sekolah yang juga melibatkan kami sebagai orang tuanya untuk ikut serta mendukung kegiatan belajar anak. Insya Allah next posting akan saya ceritakan lagi, hihi..

Senin, 26 Desember 2016

{Kampanye #BrightFuture} Selamat Tinggal Dunia Lama

Selamat Tinggal Dunia Lama...

Bukan...bukan karena sekarang adalah akhir tahun, kemudian saya menulis tentang selamat tinggal yaa. Ini sama sekali gak ada hubungannya dengan tahun baru yang sebentar lagi akan datang :)

Jadi ya..Hari Sabtu lalu saya hadir di acara yang diadakan oleh The Urban Mama yang berlokasi di D'Lab Menteng. Acara tersebut dihadiri oleh para mama blogger #TUMBloggersMeetUp yang akan membahas Kampanye #BrightFuture Unilever. Sebelum acara dimulai ada sambutan hangat dari Teh Ninit yang merupakan founder The Urban Mama.

Pic courtesy of The Urban Mama
Hadir juga 3 orang pembicara yaitu mba Adisty dari Unilever, mba Lany dari Blibli.com dan ibu Retno sang psikolog yang akan menjelaskan kampanye ini.

Para pembicara
Trus apa dong maksudnya Selamat Tinggal Dunia Lama? Yupp..itu adalah tema dari Kampanye #BrightFuture yang mengajak masyarakat untuk meninggalkan cara pandang lama mengenai dunia yang penuh dengan masalah dan bersama sama membangun dunia baru yang lebih baik, khususnya bagi anak anak. Dunia dimana anak bisa tumbuh di lingkungan yang sehat dan asri serta menjalani masa kecilnya dengan gembira. 

Kampanye Bright Future dimulai sejak tahun 2013 dengan tema yang berbeda beda di setiap tahunnya. Untuk tahun 2016 sesuai dengan temanya, Unilever berkomitmen membangun 5 taman bermain anak yang tersebar di Jakarta, Bandung, Medan, Makassar dan Yogyakarta. Mengapa taman bermain? Karena sekarang ini minim sekali ruang terbuka yang bisa memfasilitasi anak anak bermain di luar. Jaman sekarang anak lebih suka bermain gadget dari pada bermain di luar. Padahal dengan bermain di luar anak bisa bertemu dan berinteraksi dengan orang lain serta belajar bertoleransi.

Dalam kampanye ini menitikberatkan pada perbaikan fasilitas umum seperti fasilitas cuci tangan, edukasi cara cuci tangan, fasilitas toilet higienis, alat kebersihan, fasilitas bermain dan juga beberapa materi edukasi seperti mengenai nutrisi maupun cara sikat gigi. Salah satu Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) di Jakarta yang mendapat perhatian dan perbaikan dalam kampanye ini berlokasi di daerah Cideng.

Untuk mewujudkan itu semua, Unilever bekerja sama dengan Blibli.com yaitu mengajak konsumen untuk berpartisipasi dalam kampanye tersebut dengan cara membeli salah satu dari 6 produk Unilever. Dengan membeli produk Lifebuoy, Pepsodent, Blue Band, Domestos, Vixal dan Rinso di Blibli,com secara otomatis konsumen mendonasikan Rp. 1.000 untuk program edukasi kesehatan, lingkungan dan pemberdayaan komunitas di arena taman bermain. Nah dengan demikian berarti ikut mendukung kampanye #BrightFuture demi membantu menciptakan masa depan anak yang cerah.

Enam Produk Unilever
Enak yaa..tinggal klik aja Blibli.com trus pilih produk Unilever dan bisa berdonasi pula. Jadi..para mama gak perlu capek capek jalan ke supermarket untuk belanja. Waktu yang dimiliki mama bisa digunakan untuk berkumpul dengan keluarga. Karena selain menghemat waktu, menghemat dompet juga, hihi..sebab biasanya kalau udah belanja ke supermarket pasti bakal melirik barang barang yang lain :)

Disebutkan oleh mba Retno bahwa ruang terbuka atau taman bermain yang telah dilengkapi fasilitas sanitasi yang baik dan sarana edukasi yang menarik akan memungkinkan anak untuk beraktivitas dan mengembangkan diri secara optimal. Para orangtua harus mendorong anaknya untuk bermain yang menyenangkan. Karena itu merupakan hal penting untuk kehidupan anak di masa depan. Contoh sederhana yaitu ketika bermain di taman dan ingin makan, maka orang tua memberi contoh cara mencuci tangan yang benar. Karena pembentukan kebiasaan baik bagi anak dimulai dari pembelajaran sosial. istilahnya Children see children do yaa..

Dari program edukasi ini diharapkan para pengguna taman dapat memelihara dengan baik semua fasilitas yang telah disediakan, memanfaatkan taman bermain untuk aktivitas sambil mengeksplore sarana edukasi yang ada di taman serta menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.  

Yuk sekarang cepetan belanja produk Unilever di Blibli.com karena kampanye Bright Future berlangsung hingga 31 Desember 2016. Masih ada waktu kan, mam?

Kapan lagi kita akan dukung terciptanya masa depan anak yang lebih baik? Karena setiap tindakan sekecil apapun bila dilakukan secara bersama sama dan konsisten pasti bisa membuat perubahan yang besar. 
Pic courtesy of The Urban Mama

Rabu, 07 Desember 2016

Berbagi Ilmu Dari Memasak

"Perempuan itu harus bisa memasak agar disayang suami"

Pernah mendengar statement itu? Biasanya kalimat tersebut dilontarkan oleh seorang ibu kepada anak gadisnya. Hihihi... Ngaku aja deh, ibu saya juga pernah bilang begitu ke saya. Karena ibu tahu kemampuan masak saya yang pas pasan, makanya kalimat itu jadi pecutan halus buat saya. Nah, sejak saat itu mulailah belajar memasak.  

Awalnya saya belajar masak yang gampang gampang aja yaitu dimulai dari memasak sayur bening bayam. Kemudian tumis sayuran dan lama lama belajar masak masakan favorite keluarga. Kebiasaan atau hobi memasak ini terbawa sampai saya hamil. Waktu itu saya berkomitmen untuk benar benar menjaga makanan. Berhenti jajan di luar, berhenti makan makanan instan, berpengawet dan bahan berbahaya lainnya. Intinya saya berusaha agar asupan makanan terkontrol demi anak. Alhasil setiap pagi selalu memasak untuk bekal makan siang saya dan suami di kantor. Selain sehat dan bersih, pastinya irit juga yaa, hehehe...

Sekarang setelah mempunyai anak dan sudah bersekolah, saya berusaha membekali Samara snack dan makan siang. Simple aja sih pemikiran saya, dengan membawa bekal dari rumah pasti masalah kebersihan sudah terjamin. Lebih sehat karena makanan yang diolah Insya Allah dari bahan yang berkualitas. Bekal yang dibawa selalu atas request si anak, jadi makanan ludes tak tersisa. Selain faktor di atas, dengan adanya bekal anak, itu berarti men-challenge saya untuk lebih kreatif memasak, menyusun menu dan menata makanan ala bento. 

Berbekal dari itu semua, setiap pagi usai sholat subuh, saya mulai ngoprek di dapur berkutat dengan bawang dan cabe. Setelah selesai masak barulah saya menata makanan tersebut di lunch box. 

Nah...ngomongin lunch box nih..saya beberapa kali ngintip lunch box di Bukalapak. Ketik saja keyword lunch box, maka saya akan menemukan banyak sekali penjual lunch box. Sempet bingung juga memilihnya tapi akhirnya saya mantap untuk mengadopsi lunch box sekat 5 seperti ini.
Lunch box
Dalam soal menata makanan, saat ini saya sedang senang senangnya belajar bikin bento. Masih pemula banget sih...tapi penginnya bekal itu dibikin semenarik mungkin agar anak tertarik untuk menghabiskan makanannya. 
Bekal Samara
Bento yang saya bikin masih jauuuuh dari kata bagus, tapi...saya percaya diri aja memajang hasil masakan dan bento bekal Samara di beberapa akun media sosial. Saking seringnya posting bento maka banyak teman yang bertanya kepada saya. Pertanyaan itu berkisar pada resep masakan, cara penyajian sampai dimana beli lunch boxnya? Nah kalau sudah begini, langsung aja saya refer teman teman untuk membeli lunch box di Bukalapak.

Hhhmmm.. Wait... Kenapa harus di buka lapak? Karena di Bukalapak ada jaminan 100% aman, uang pasti kembali dan payment system bebas penipuan. Selain itu juga customer support yang responsif serta kemudahan akses mobile dimanapun. Jadi gak perlu takut deh bertransaksi di Bukalapak

Ternyata beberapa teman saya yang bertanya itu terinsipirasi membuat bento untuk bekal anaknya. Jujur aja, saya gak nyangka banget loh..karena awalnya dari suka memasak, kemudian menyiapkan bekal anak sekolah tenyata apa yang saya lakukan bisa menginsiprasi teman untuk belajar memasak dan bento. Akhirnya saya berikan beberapa resep masakan simple untuk bekal anak. 

Oiya...setiapa hari nih, kalau urusan masak dan bekal anak selesai, maka saya bersiap siap untuk berangkat kantor. Gak bisa dipungkiri terkadang saya tergesa gesa banget mempersiapkan diri berangkat ke kantor. Sampai akhirnya lupa memadupadankan baju kerja saya. Kadang main tarik aja baju yang terlihat di depan mata. Kalau sudah begini biasanya saya akan mengintip Hijup untuk tips padu padan busana. Beberapa artikel di Hijup Alhamdulillah sangat membantu banget. Selain tips padu padan busana, banyak artikel tips kecantikan yang patut dicoba.

Jadi yaa..biarpun sibuk di dapur tapi gak lupa juga untuk menjaga penampilan, hihihi..

Tulisan ini diikutsertakan dalam Inspirasi Wanita Kompetisi Blog Hobimu Inspirasi Sekelilingmu