Pages

Tampilkan postingan dengan label curhat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label curhat. Tampilkan semua postingan

Rabu, 04 Februari 2015

Kolesterol

Dulu sekitar 2 tahun yang lalu saya mendengarkan curhatan seorang teman yang baru saja medical check up (MCU). Dari hasil MCU disebutkan kalau kolesterol teman saya itu di atas ambang batas. Wuuiiihh... Sontak saya kaget. Kenapa? Karena teman saya itu badannya langsing banget.

Trus saya bertanya, kamu kan langsing kenapa bisa kolesterol tinggi ya? Mulailah dia bercerita kalau pemicu tingginya kolesterol adalah pola makan yang kurang baik dan kurang olahraga. Saya pun mendengarkan penjelasan itu dengan manggut manggut.

Awalnya saya pikir, yang kena kolesterol itu orang yang badannya gemuk saja karena mungkin asupan makan yang berlebih. Dan satu lagi adalah orang orang yang sudah lanjut usia. Itulah analisa sotoy saya. Dan ternyata analisa saya benar2 sotoy. Orang kurus sekalipun dengan usia kepala 3 bisa mengidap kolesterol tinggi. Ckckckck...dahsyat ya penyakit jaman sekarang.

Dan 2 tahun kemudian, di akhir tahun 2014 lalu saya melakukan MCU dan hasilnya adalah..... Kolesterol tinggi, sodara sodara... LDL tinggi  serta HDL yang rendah menghasilkan total kolesterol dalam darah saya tinggi. Huaaa...pengin nangis rasanya waktu membaca hasil lab. Langsung teringat ucapan teman saya 2 tahun yang lalu. 

Memang sebelum melakukan MCU saya sering merasakan sakit kepala hebat di bagian belakang dekat telinga. Sakitnya itu sampai berhari hari, padahal sudah minum panad*l tapi gak mempan juga. Biasanya kalo pusing saya jarang minum obat tapi karena udah berhari2 tak kunjung sembuh akhirnya minum panad*l. Ternyata itu gak ngaruh juga. Sempat saya pengin melakukan city scan namun urung karena beberapa hari kemudian pusingnya sembuh.

Jujur deh, saya dan si ayah itu orang yang jarang dan paling males ke dokter. Sukanya sok sok-an jadi dokter untuk diri sendiri. Trus minum obat yang beredar di pasaran saja. Parah yaaa... Padahal berobat ditanggung asuransi kantor :)

Nah...setelah membaca hasil lab dan mendapat kenyataan kalau kolesterol tinggi, saya langsung browsing makanan apa saja yang memicu kenaikan kadar kolesterol. Ternyata..... Cumi cumi adalah salah satu makanan yang berkolesterol tinggi. Saya jadi merunut ke beberapa hari sebelum MCU dimana saya rajin sekali mengkonsumsi cumi cumi.

Hampir setiap minggu saya makan calamari karena si kecil sukaaaaa banget calamari. Dan saya setiap hari minggu pasti ke pasar untuk membeli minimal 0,5 kg cumi cumi. Hal itu rutin saya lakukan selama 1 tahun belakangan ini. Jadi saya benar benar kenyang sama makanan yang judulnya calamari. 

Setelah tahu kalau cumi cumi adalah makanan yang membawa andil paling besar dalam peningkatan kadar kolesterol, saya jadi musuhan dengan cumi cumi. Sudah 2 bulan ini gak makan calamari. Kalau untuk si kecil masih tetap makan cumi tapi porsinya dikurangi dan tidak setiap minggu makannya. 

Selain cumi yang jadi pantangan, kuning telur juga dilarang. Jadi sekarang kalau makan telur rebus atau ceplok, kuning telurnya disingkirkan. Daging berlemak, jeroan, goreng gorengan juga masuk daftar makanan yang harus dikurangi. Sebenarnya boleh aja sih makan gorengan tapi menggunakan minyak baru bukan minyak bekas (jelantah) atau sekalian aja mengganti minyak canola sebagai pengganti minyak goreng sawit. Tapi mahal yaaa minyak goreng canola :)

Oiya, sebagai pengganti cumi, saya masih boleh makan udang karena kadar kolesterol udang lebih kecil dari cumi. Tapi teteup aja saya gak mau makan udang. Rasanya sekarang kalau mau makan yang berlemak itu jadi parno, hahaha... Selain itu sekarang setiap seminggu sekali diusahakan olah raga.

Btw, ada yang punya pengalaman kolesterol tinggi? Share dooong di mari tips and trik nya :)

Minggu, 18 Januari 2015

Please Be Wise

Beberapa hari lalu saya lihat path mba Silly (room mate waktu kami jalan jalan ke Nias) menceritakan tentang sebuah band yang menyanyikan lagu Autis. Di salah satu liriknya berbunyi seperti ini :
dasar kau autis, dipanggil-panggil tak rungu

dicolek-colek tak hiraukan, kau malah asik sendirian
ku banyak bicara sampai-sampai mulutku berbisa
namun kau tetap saja begitu, tetap saja asik sendirian

menyebalkan dirimu sangatlah menyebalkan

membosankan dari pagi siang hingga malam
kau abaikan, diriku tak pernah kau hiraukan
sepanjang jalan sama saja ku jalan sendirian

Coba luangkan waktu sedikit untuk merenungkan liriknya? Gimana teman? Kalau saya berkomentar cuma satu kata : Parah..
Kenapa parah? jawabannya sederhana karena mengolok orang dengan sebutan autis. Suatu olokan atau becandaan yang gak banget. Sebenernya ngerti gak sih apa itu autis? Seperti apa perasaan seorang ibu ketika anaknya divonis mengidap autis? Berapa air mata seorang ibu yang tumpah dalam membesarkan anak autis? Stop...sampai disini saya menyebut anak autis. Selanjutnya saya akan menyebut anak berkebutuhan khusus (ABK). 
Sedikit cerita tentang mba Silly, beliau seorang ibu dari 3 orang anak yang salah satunya adalah ABK. Mba Silly pernah bercerita saat kami sama sama dalam satu tempat tidur, dia bercerita bagaimana membesarkan sang buah hati? Bagaimana bangganya dia ketika mengetahui sang buah hati itu ternyata diberikan kelebihan oleh Allah. Iyaa...dibalik kekurangan pasti Allah titipkan kelebihan. Dan mba Silly pernah menceritakan jeritan hati seorang ABK di sini.  
Saya juga punya cerita tentang keponakan saya, waktu usia 2 tahun dokter memvonisnya menjadi ABK. Saat itu juga, sang ibu terlihat shock berat, menangis tiada henti dan mengurung di dalam kamar selama beberapa hari. Iyaa...kakak sepupu saya perlu waktu untuk menerima kenyataan, hingga akhirnya dia bangkit dan mencari pengobatan untuk anaknya.
Saya ingat betul saat itu dia membawa keponakan saya berobat ke Prof Hembing. Hampir tiap minggu keponakan melakukan terapi di klinik Hembing hingga suatu hari keponakan saya mengalami trauma dan tidak mau terapi lagi. Saya tidak bertanya lebih lanjut mengapa si anak trauma? Karena saya tahu, pertanyaan itu akan melukai hati sepupu saya.
Akhirnya pengobatan lain pun dijalani. Sepupu saya rela bolak balik ke Semarang untuk mengobati anaknya dan berjuang agar memperoleh kesembuhan. Selain berobat, diet gluten pun dilakukan agar si anak sembuh. Saya melihat bagaimana sepasang suami istri ini berjuang tiada henti, mengupayakan yang terbaik untuk keponakan saya. Hingga Alhamdulilah keadaan keponakan saya sudah makin membaik.
Iyaa, saya adalah saksi dari perjuangan sepupu saya dalam membesarkan ABK. Saya melihat berapa banyaknya air mata yang tumpah dari seorang ibu ketika mendampingi ABK. Apakah tangis seorang ibu bisa dibayar dengan olokan -yang gak banget- dari seseorang yang tidak mengerti ABK? Dimana hati nuranimu, teman?
Ketika sebuah band meliris lagu berjudul seperti itu, berapa puluh bahkan ratus ibu yang harus terluka? Berapa mili liter lagi air mata yang akan tumpah? Please...be wise, ABK bukan suatu becandaan atau olokan yang pantas diucapkan.
Mungkin ibu ibu yang mempunyai ABK tidak meminta untuk dikasihani, but.. please have a heart. Stop your joke with say Autis. Please be wise..
Taken from here

Kamis, 15 Januari 2015

Password

Jadi yaa... Saya itu lagi kebingungan lupa password salah satu aplikasi sistem di kantor. Akibat kelalaian itu saya akhirnya harus berhubungan dengan pihak IT untuk mendapatkan password aplikasi tsb. Untungnya si mas mas itu baik dan helpfull banget, jadilah dalam beberapa menit kemudian saya mendapat password baru.

Gegara password lupa, akhirnya hari ini saya membuat list aplikasi apa saja yang membutuhkan password. Ternyataaaaa.... Saya mempunyai 10 aplikasi sistem dan 1 komputer yang mempunyai user ID berbeda serta password yang berbeda. Semua aplikasi itu harus dibuka setiap hari. Huaaaa... kebayang kan betapa riwehnya hidup saya mengingat 11 password. Dan yg lebih parah lagi, hampir semua password itu alpha numeric #mabok

Oke....itu baru password yang ada hubungannya dengan pekerjaan. Trus bagaimana yang gak ada hubungannya dengan pekerjaan? Password apa saja yang bikin puyeng? Marilah kita list lagi. Saya mempunyai password untuk internet banking bank A, kemudian PIN ATM bank A dan bank B. Belum lagi ditambah PIN kartu kredit bank A,B dan D. Trus satu lagi aplikasi e-cash dari salah satu bank pemerintah #makinmabok

Udah segitu aja penderitaan saya? Belum kakaaak.... Saya masih harus mengingat password laptop di rumah, password sosmed (FB, IG, twitter dan Path), password email, blog dan forum diskusi macam Mommies Daily. Ampuuunnn... Berasa seperti bisul mau pecah deh..kalo harus mengingatnya satu persatu.

Trus apa solusinya? Untuk beberapa aplikasi sistem di kantor saya samain password nya. Tapi parahnya kadang password itu minta diganti secara berkala. Jadi kadang lupa, aplikasi mana yg udh diganti password? #pelupa_akut hahahaha...

Selain itu, karena memori otak saya terbatas, saya punya 1 buku kecil yang isinya user ID dan password aplikasi. Jadiii...kalo buku itu hilang, entah bagaimana nasib saya? Makanya nih...buku kecil itu benar benar saya simpan baik baik.

Nah...Saya pengin tahu teman teman blogger, how many password do you have? Share yuk.... di mari :)

Jumat, 13 Desember 2013

Tentang Keindahan...

Beberapa minggu yang lalu hampir setiap hari menjelang maghrib, alam memamerkan keindahannya. Allah menunjukkan keagungan ciptaan-Nya yang benar benar membuat saya kagum dan tak henti bertasbih.

Siapa yang tidak takjub akan kebesaran-Nya jika disuguhi pemandangan cantik seperti ini?
Lembayung senja nan cantik

Perpaduan warna alam yang mengagumkan
Kedua foto ini diambil dari Jalan Ampera Raya di hari yang berbeda. Kalo tidak salah 2 hari berturut turut, setiap sore langitnya benar benar cantik..

Bagaimana dengan yang ini? gak ada kata kata selain Subhanallah yang keluar dari mulut saya ketika melihatnya.
Kabel yang terjulur menambah alami pemandangan ini :)
Foto ketiga diambil di daerah Ragunan, saat itu saya melihat langit yang cantik langsung buru buru minta teman saya berhenti sebentar dan mengabadikan. Iyaa saat itu saya pulang kantor nebeng sama teman :)

Untuk foto keempat diambil di atas motor yang sedang melaju di daerah Jeruk Purut. Hasil fotonya agak sedikit blur tapi tidak menyurutkan saya untuk mengagungkan asma Allah.

Selain foto senja, saya juga berhasil mengambil foto saat travelling ke Bangkok kemarin.
Jika saya ditanya Apa yang kau pikirkan ketika melihat keindahan seperti ini? Saya tak henti bersyukur...apalagi jika saat itu posisi saya sedang menjadi seorang musafir, sudah pasti mulut ini selalu berdoa untuk keselamatan perjalanan.

Saya bersyukur bisa menikmati keindahan alam ini, lantas apakah besok kita masih bisa menikmatinya? Menilik sejenak pada kejadian tabrakan maut kereta api di Bintaro hari senin lalu? Siapa yang menyangka Natalia seorang mahasiswi yang hendak berangkat ke kampus untuk menuntut ilmu itu tewas terbakar di dalam gerbong? 

Kemudian minggu ini juga seorang teman kantor kehilangan Asisten RT nya yang meninggal saat tidur. Jadi ceritanya pagi itu sang ART yang biasa bangun subuh kok sudah hampir jam 05.30 belum bangun juga. Saat teman saya mendatangi kamarnya ternyata sang ART sudah tak bernyawa. Innalilahi wa inna illahi rojiuun..
 

Tak ada seorang pun yang tahu kapan tiba ajalnya? Kita hanya bisa berbuat sebaik mungkin, beribadah semaksimal mungkin dan berdoa semoga diberi kesehatan dan keselamatan. Dan saya hanya bisa mengutip dari apa yang pernah saya dengan bahwa Berjuanglah untuk duniamu seolah-olah engkau akan hidup selamanya dan persiapkanlah untuk akhiratmu seolah-olah engkau akan mati besok".

 

Happy Friday All…
 
*EdisiJumatMenujuSholehah*    



Jumat, 28 Juni 2013

Lapang Hati

*sapu sapu blog yang udah dianggurin selama seminggu* :)

Yeayyy... Sekarang saatnya update blog.
Beneran yaa minggu ini adalah minggu paling riweh buat saya. Riweh di kantor, riweh pula di rumah sampai saya kehilangan waktu untuk ngeblog, merelakan beberapa GA dan blog competition terlewati begitu saja. Hikss...

Keriwehan dimulai hari Senin kemarin yang kondisi hati lagi gak karuan eh... nyampe ke kantor "suasana panas" akibat penentuan rotasi karyawan dan employee gathering.

Setelah melalui perdebetan yang cukup alot dalam beberapa hari ini, hingga harus ada 3 orang (termasuk saya) yang harus mengalah demi kebersamaan akhirnya diputuskan kami akan gathering ke Bangkok. Meski berangkat bulan November tapi Alhamdulilah sudah ketok palu dan sudah diapprove oleh kantor. Bangkok.. i'm coming back *joget joget* :)

Sekarang giliran riweh di rumah, saat ini lagi ada tukang yang kerja untuk beresin rumah. Bukan renovasi kok cuma bongkar pasang tiang depan rumah aja. Tapi namapun pekerjaan cuma sedikit tapi teteup aja bikin puyeng dan rumah otomatis rada berantakan.

Karena ada tukang makanya saya minta tolong Opung Samara datang ke Jakarta untuk mengawasi tukang. Nah tadi pagi abis subuh, Opung ngecek rumah trus berkata : "ini rumah sempit banget yaa.." Dan saya pun hanya bisa tersenyum kecut. Iyaa memang rumah saya itu sangat strategis, kemana mana dekat.

Mau ke kamar tidur? Dekat.. Mau ke kamar mandi? Dekat... Mau ke dapur? Dekat juga.. Trus mau nonton tipi? Juga dekat. Wis pokoke rumah saya itu dekat kemana mana. Kalo begitu namanya strategis bukan??? hihihi... (baca : rumah kecil)

Setelah Opung bilang kalo rumahnya sempit tiba tiba berkata lagi : "rumah sempit gak papa yang penting hatinya lapang". Beuuhhh... Maknyuss deh dengernya. Sepakat banget.

Saya jadi teringat kata kata seseorang yang bilang kalau hati kita lapang pasti permasalahan yang kita hadapi pasti akan terasa ringan. Diumpamakan segelas air ditetesi obat yang sangat pahit, kalo kita meminumnya pasti terasa pahit. Lain halnya jika air seember besar atau air sebanyak kolam renang kemudian ditetesi obat pahit maka gak akan terasa pahit jika kita meminumnya. Psstt...jangan bilang : "siapa juga yang mau minum air kolam?" Ini cuma perumpamaan yaa kakak... :)

Soo...sederhananya, hati itu ibarat tampungan air. Kalo hati kita sempit (sesempit air di gelas) maka masalah yang muncul akan terasa susah tapi kalo hati kita seluas samudra, pasti masalah yang muncul akan terasa ringan. Insya Allah....

Jadi sekarang marilah kita lapangkan hati dan pikiran agar bisa berpikir jernih. Karena kita tidak bisa menghindar dari permasalahan hidup.

Masalah selalu ada... tinggal bagaimana kita menyikapi permasalahan yang ada di depan mata.

Happy Friday All... :)

Rabu, 27 Maret 2013

Sedih itu....

Sedih itu ketika.....
  1. Hendak berangkat kerja, Samara menagis beruraian air mata sambil menarik narik baju saya
  2. Kemudian berkata sambil sesenggukan : "Bunda jangan ke kantor...Bunda di rumah aja"
  3. Samara lapor kalo tadi di sekolah ditanyain "Samara, bundanya mana?"
  4. Samara bercerita kalo Ifah *temannya* dijemput di sekolah oleh mamanya.
  5. Lantas Samara berkata : "nanti Bunda ke sekolah aku yaaa"
  6. Tadi malam ketika mau bobo tiba tiba Samara turun dari tempat tidur sambil berkata : "aku mau bobo sama mba Keke *pengasuhnya* aja..." seraya ngeloyor keluar kamar
  7. Berusaha membujuk untuk tetap tidur di kamar, eh ternyata si bocah menggandeng tangan mba Keke masuk ke kamar dan minta dikelonin mba Keke. Saya hanya bisa bengong.
  8. Bed time story maunya sama mba Keke.
Anakku Samara... Maafkan bunda yang tidak bisa menemanimu berangkat dan pulang sekolah dan tak bisa mendampingimu bermain sepanjang hari karena bunda harus bekerja.

Meski bunda selalu berusaha menelponmu sehari 3 kali ternyata itu gak cukup untukmu... Bunda tahu kalo kamu ingin selalu berada di samping bunda...

Tapi percayalah nak... bunda lakukan ini semua demi untukmu. Seandainya saja bunda boleh memilih bunda ingin selalu berada di sampingmu...

Jujur... bunda sedih sekali dengan beberapa kejadian yang akhir akhir ini terjadi pada kita, ketika bunda seharusnya ada di sampingmu tp kenyataannya bunda tak bisa. Itu benar2 membuat bunda meneteskan air mata di kantor.

Ditambah lagi kejadian tadi malam ketika kamu tidak mau bobo sama bunda...  Sungguh itu membuat air mata bunda mengalir deras...

Sekali lagi, maafkan bunda nak...

Rabu, 09 Januari 2013

Kegemukan

Seharusnya saya posting melanjutkan cerita liburan ke Djogja kemarin, etapi kenapa masih nongkrong aja di draft belum ada kemajuan samsek. Kemana ide, kemanah???
Ya sudah saya cerita tentang badan ini yang makin melar sajah :(

Beneran terkejut deh ketika saya membaca hasil medical check up (mcu) tahun 2012. Iya, ini adalah kali kedua saya melakukan mcu setelah pertama kalinya pada bulan November 2011.

Di kantor saya memang ada jatah mcu bagi karyawan yang usianya di atas 30 tahun *upsss...ketahuan deh umurnya*.
Nah, mumpung dibayarin kantor makanya saya gak mau kehilangan jatah tahunan dong hehehe...*emak ogi*

Mcu kedua masih dilakukan di Kyoai Healthcare yang berlokasi di Wisma KEIAI. Untuk tesnya sendiri kurang lebih sama seperti tahun lalu hanya ada tambahan periksa mata dan gigi. Secara keseluruhan hasil mcu kedua ini bagus. Yang gak bagus adalah hasil pemeriksaan berat badan dan Lipid. BB tahun 2011 hanya 41,9 kg setahun kemudian menjadi......*drumroll* 48,5 kg sodara sodara. Huaaaa...itu artinya ada lonjakan 6,6 kg :(

Sedangkan untuk pemeriksaan Lipid, LDL-nya naik sedangkan HDL turun, T.Cholesterol juga naik dari 179 menjadi 215. Hiksss...hikss...meski masih dalam ambang batas normal tapi kayaknya musti bener bener jaga makanan nih judulnya. Trus untuk pemeriksaan mata ternyata mata kiri saya minus 0,75. Kok gak berasa ya? Apa karena masih tergolong kecil ya? *entahlah*

Dan kenaikan BB ini dipicu salah satunya karena sekarang saya sudah tidak menyusui *ngeles padahal sih doyan makan malam dengan lauk full* Kalo dulu makan malam jarang banget dan entah kenapa sekarang ini perut rasanya laperrrr mulu. Dan beberapa waktu lalu si Ayah mengusulkan untuk mengganti nasi putih menjadi nasi merah. Butuh penyesuaian yaa..makan nasi merah.
Trus...trus...disamping itu cemilan di laci kantor saya lumayan banyak, hahaha...macam groseri aja yak :p

Hayuuk ah...mulai sekarang kita kurangi ngemil.

Hmmm...ngomong ngomong ada gak ya..teman teman yang senaseb dengan saya? *golekkonco* hahahaha.....

Selasa, 04 Desember 2012

Bicara Seks Pada Anak? Siapa Takut

Hari Sabtu 1 Desember kemarin saya beruntung bisa mengikuti Seminar Parenting Tetralogy session 4 dengan judul "Pede Bicara Seks Pada Anak" yang diadakan oleh Supermoms Indonesia dengan pembicara Ibu Elly Risman. Sebetulnya ini kali kedua saya mengikuti seminar tetralogy yang terdiri dari 4 sesi.

Sesi Pertama 1 berlangsung pada tanggal 1 September 2012 yang mengusung tema "Tantangan Mendidik Anak di Era Digital" tapiiiii...sayangnya rangkuman seminar sesi 1 tidak diposting, cukup diposting di memori otak saya saja *__* Pembelaan diri padahal sih malas nulis hehehe...

Buat yang mau baca rangkumannya bisa dilihat di webnya Supermoms Indonesia dimari.
Sesi 2 dan 3 memang skip gak ikutan, saya kembali menuntut ilmu dari Ibu Elly Risman pada sesi 4. Dan karena menjadi orangtua itu gak ada sekolah khusus, yuk kita sama sama belajar.
Mari kita mulai bercerita etapi maaf ya mungkin postingan ini agak panjang, dilarang bosen yaaa ^__^



Sebelum panjang lebar saya bercerita, yuk kita samakan persepsi dulu tentang perbedaan sex dan sexualitas. Sex adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan alat kelamin. Seksualitas adalah totalitas kepribadian, bagaimana seseorang tampil ketika berdiri, tersenyum, berbusana, tertawa, menangis, berfikir, bersosialisasi, berbudaya yang menunjukan siapa diri kita sesungguhnya.

Seminar kali ini dibuka dengan pemutaran video acara Kick Andy yang isinya menceritakan pelaku seks usia muda yang pertama kali melakukan hubungan seks dari kelas 6 SD. What??? Kaget?? Udah pasti dan saya hanya bisa menarik nafas dalam dalam.

Kemudian Ibu Elly bertanya kepada audience : "Bisakah anda menjawab pertanyaan anak jika bertanya Apa sih Pemerkosaan itu, Mama? Kenapa sih payudaraku besar sebelah? Keputihan itu apa sih?" Sebagai orang tua rasanya saya belum siap jika Samara tiba tiba bertanya sepeti itu?

Nah...sebelum ada pertanyaan seperti itu alangkah baiknya orangtua membekali diri dengan jawaban yang relatif bisa diterima anak seusianya.

Pertanyaan lain, kapan sih orangtua mulai bicara seks kepada anak? Menurut paparan Ibu Elly bahwa tiap anak kematangannya berbeda beda jadi alangkah baiknya kalo kita sebagai orang tua jeli dan peka melihat perkembangan anak. Karena tingkat kematangan anak lelaki dan perempuan saja sudah berbeda, lebih cepat perempuan.
So...gak bisa dipukul rata kita harus mulai bicara seks pada usia 8,9 atau 10. Memang sih rata rata anak jaman sekarang akan matang di usia 9 tahun dimana pada usia itu anak perempuan ada yang sudah mendapat menstruasi.  Nah alangkah baiknya kita memulai pembicaraan seks pada anak diusia 8 tahun untuk membekali anak dan jangan sampai menunggu anak yang bertanya duluan yaaa... *selfreminder*

Fakta yang terjadi di luar, hampir setiap hari stasiun TV menyiarkan program/rekonstruksi pemerkosaan pada anak balita, oleh kakaknya, murid kelas V/VI SD atau siswa SMP. Dan menurut Pusat Konsultasi Terpadu RSCM jumlah kasus anak yang dirujuk untuk memperolah konseling karena pemerkosaan dan incest (hubungan antar keluarga kandung) yaitu sekitar 80%. 

Dari responden yang terdiri dari siswa kelas 4,5 dan 6 SD diperolah hasil bahwa 40% anak belum pernah pacaran, 26% baru tahap naksir, 6% PDKT, 4% sedang punya pacar, 3% sudah pacaran lebih dari 1 kali, 11% lain lain dan 2% missing. Kemudian kegiatan yang menurut mereka disebut pacaran adalah 26% telp telponan, 19% jalan jalan, 7% pegangan tangan, 3% ciuman, 2% pelukan dan sisanya lain lain (ngobrol, bbm, curhat, belajar bersama)
Melihat data di atas sepertinya tugas dan tanggung jawab orang tua jaman sekarang sangatlah berat.

Beberapa kelalaian kita sebagai orangtua diantaranya :
1. Ketidaksiapan menjadi orang tua.
Menjadi orangtua itu berat karena tanggungjawabnya langsung kepada Allah. Saya sempat tertampar ketika Ibu Elly berkata : "Menjadi orangtua itu repot, trus siapa suruh punya anak?" Huaaa...JLEB banget kan?

2. Tidak punya tujuan pengasuhan.
Ini yang kebanyakan orangtua tidak lakukan. Sudah seharusnya kita merumuskan tujuan pengasuhan dan itu harus dibicarakan dengan pasangan. Istilah kasarnya nih...kalo kita main bola, tujuannya adalah mencetak gol eh...masa sih mendidik anak gak ada tujuannya? Karena jika tidak ada tujuan pastinya nanti akan berjalan melenceng tak tentu arah *JLEB lagi*

3. Meng-sub kontrakan Pengasuhan.
Meski dalam penjagaan anak kita dibantu oleh nanny/ART atau orangtua kita (eyang/nenek/kakek) tetapi tidak seharusnya orangtua menyerahkan pengasuhan anak pada mereka karena mereka tidak di design untuk mendididik anak. Yang namanya nanny/ART *maaf* pendidikannya relatif rendah sedangkan eyang/nenek sudah tua, sudah pasti secara fisik tidak akan sanggup mengikuti aktivitas sang cucu. Jadi..kita lah yang menjadi orangtua yang harus mendidiknya.

4. Export Pendidikan agama dan penerapannya.
Banyak orangtua yang menyekolahkan anaknya ke sekolah yang berbasis agama (sekolah Al...Al...Al...) dengan harapan tercukupi semua ilmunya tetapi pendidikan agama harus tetap diajarkan oleh orangtuanya.

5. Tidak Membedakan Pengasuhan anak lelaki dan Peremupuan
Perlu diketahui bahwa kaum lelaki itu diciptakan dengan kecenderungan berfikir menggunakan otak kiri. Kemampuan verbal antara lelaki dan perempuan sangat berbeda. Jangan harap kita bisa panjang lebar bicara pada anak lelaki dan mereka bisa menangkapnya, jadi percuma aja kita cerewet pada anak lelaki. Perkembangan anak lelaki dan perempuan jelas berbeda, anak perempuan lebih cepat kira kira 1 tahun. Anak perempuan yang kecenderungan menggunakan otak kanan akan lebih bagus kemampuan verbalnya.

6. Beban Pelajaran Sekolah Yang Sangat Berat
Jaman sekarang pelajaran anak di sekolah makin berat saja, ditambah dengan les ini les itu yang akan membebani si anak. Terkadang orangtua tidak peka akan kondisi seperti itu yang nantinya membuat anak menjadi stress.

7. Kurang Siap, Tanggap dan Gaptek
Lagi lagi ngomongin teknologi yang gak ada habisnya. Perkembangan teknologi yang sangat cepat membuat anak juga berkembangan dengan cepat. Perubahan teknologi ini membuat orangtua harus belajar lagi biar tidak kalah dengan anak.

8. Memberi anak perangkat teknologi
Kita sebagai orangtua harus lebih pintar dari anak, jangan sampai kita memberikan perangkat teknolgi yang canggih pada anak tapi orantuanya justru gaptek karena akan berdampak negatif pada anak. Dampingi anak dalam pemakaian perangkat canggih itu.

9. Kurang berkomunikasi dengan baik dan benar.
Miss komunikasi dengan anak akan membuat orangtua tidak memahami perasaan anak. Berikan informasi yang tepat pada anak agar anak tidak mencari jawaban sendiri di luar dengan media lain karena tidak menutup kemungkinan cara tersebut malah menyesatkan anak. Perlu diingat bahwa saat ini anak berkembangan di era digital.

10. Kurang Memahami Cara Kerja otak dan Tahapan perkembangan 
Anak usia 2-3,5 tahun sel sel otaknya belum tersambung dan perkembangan sel otak itu akan sempurna di usia anak 7 tahun. Jadi mendidik anak seusia Samara saat ini lebih ditekan pada perasaan dan empati *maafkan Bunda, nak yang terkadang emosi dan marah denganmu* Tak heran jika sekarang banyak anak yang brutal, suka tawuran karena sejak kecil tidak diajarkan empati. 

Dari 10 point kelalaian orangtua dalam mendidik anak, yuk sekarang kita harus punya prinsip dasar bahwa Orangtua adalah pendidik utama dan pertama dalam mengajarkan sexualitas. Berikan informasi dengan landasan agama dan putuskan masa lalu dengan menganggap bicara sex itu tabu dan saru.
Caranya yaitu :
1. Orangtua harus menyikapinya dan mempersiapkan sesuai usia anak
2. Latihan berbicara, caranya gunakan istilah dalam Al Qur'an
3. Miliki "The Courage To Be Imperfect" (jangan jaim)
4. Waspada

Rasa ingin tahu anak tentang seks adalah wajar karena inilah konsekuensi dari perkembangannya. Rasa ingin tahunya juga berulang ulang dengan issue yang sama. Semakin usia anak meningkat semakin detail rasa ingin tahunya.

Kiat dalam menghadapi pertanyaan anak seputar sex :
1. Tenang, kontrol diri dan jangan panik (relax)

2. Tarik nafas panjang and take it easy

3. Cek pemahaman anak dengan bertanya kembali : "yang kamu tahu apa nak?" Hal ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengertian anak akan hal yang akan ditanyakan.

4. Katakan apa yang kita rasakan. 
Seandainya kita kaget akan pertanyaan anak, ungkapkan lah dengan kata kata yang halus : "ih...bunda kaget loh dengan pertanyaanmu?"

5. Jawablah pertanyaan dengan Pendek dan Singkat.
Seandainya kita tidak/belum bisa menjawab, tunda dengan jujur, berikan batas waktu kapan kita bisa menjawabnya. Tapiiii...jangan kelamaan ditunda ya nanti malah si anak keburu cari jawaban sendiri.

6. Kunci jawaban dengan norma agama
Misalnya kalo seorang wanita sedang menstruasi itu tidak boleh sholat karena Allah melarangnya. 

7. Gunakan The Golden Opportunity/Kesempatan Emas 
Kesempatan dimana kita dapat menceritakan sesuatu/seksualitas kepada anak.

Di tengah tengah seminar para peserta juga diajak untuk praktek menjawab pertanyaan anak. 
Contohnya :

Anak     : Ma, boleh gak kita pelukan?
Mama    : Yang kamu tahu apa?
Anak     : Boleh..
Mama    : Iya boleh kalo pelukannya dengan ayah, bunda, adik dan kakak

Tetapi jika anak menjawab :

Anak     :Gak boleh
Mama    : Iya, gak boleh kalo pelukannya dengan sembarang orang. Itu dilarang oleh Allah

Jadi kita gak boleh mematahkan jawaban anak karena itu kita perlu cek pemahaman dengan bertanya "yang kamu tahu apa?"

Anak     : Ma, kapan sih aku mulai mens?
Mama    : Yang kamu tahu apa?
Anak     : Nanti kalo sudah besar
Mama    : Iya benar, tetapi tiap orang berbeda beda ya..semua itu ditentukan oleh Allah


Berikut contoh komunikasi orangtua dan anak yang salah :

Anak     : Ma, aku asalnya dari mana sih?
Mama    : *panik* kamu kok nanya begituan sih?
Anak     : aku kan mau tahu, ma...
Mama    : jadi begini ya nak, awalnya mama papa sayang sayangan trus mama hamil, trus mama melahirkan kamu *menjawab dengan nada nyerocos*
Anak     : aku gak ngerti mama ngomong apa? tadi temanku bilang kalo asal ibunya dari Medan dan bapaknya dari Madura. Trus sekarang aku mau tahu aku asalnya dari mana? 

Gubrakkk....salah persepsi kan? Makanya lagi lagi harus ditanyakan : "yang kamu tahu apa?" Daripada kita menjelaskan panjang lebar dan bikin anak bingung, eh ternyata bukan itu jawaban yang dimaksud.

Jadi berikanlah penjelasan atas jawaban anak, kita hanya meluruskan dan mengunci jawaban dengan norma agama. Jangan pernah mencecar anak dengan pertanyaan balik dan menggantung jawaban karena akan membuat anak jadi malas bertanya lagi.

Di akhir seminar juga ada sesi tanya jawabnya, beberapa pertanyaan muncul dan yang paling menakutkan adalah kisah seorang ibu yang anaknya berusia 3,5 tahun tiba tiba bilang "Mama, minum pipis" dan "Mama makan ini (sambil menunjukan penis ke mamanya) Subhanallah saya merinding dan ibu Elly menjawab kemungkinan besar si anak pernah melihat gambar begitu entah dari internet atau hape dan si anak ingat terus. Besar kemungkinan dari hape nanny-nya. 

Adalagi kasus anak kelas 4 SD mau disunat ternyata ketika sampai di tempat sunat si tukang sunatnya bilang kalo penis si anak besar sekali. Usut punya usut ternyata ketahuan kalo si anak seringkali dipake oleh si baby sitter untuk oral seks. Naudzubillah mindzalik.. Horor banget kan?
So, hati hatilah jangan dikira anak kita aman dipegang oleh pengasuh.

Kemudian kasus anak remaja usia 17 tahun dan tidak mau diantar ibunya kemana mana kemudian si anak tidak mau cerita/terbuka dengan orangtua. Menurut ibu Elly ada yang salah komunikasi antara orangtua dan anak gadisnya. Saya pikir itu hal yang wajar, namanya juga anak remaja pasti gak mau cerita sama orangtuanya, mereka lebih nyaman cerita dengan teman temannya etapiiii...justru itu yang salah. Jika anak sudah beranjak remaja, orangtua harus memposisikan diri menjadi seorang teman bagi anaknya. 

Ternyata banyak fakta terungkap dari kekerasan seksual baik itu bersumber dari teknologi yang serba canggih atau lingkungan sekitar. 

So, meski kita sudah mendidik anak sebaik mungkin dengan menerapkan norma norma agam dan menyekolahkan ke sekolah favorit, tapiii...itu semua gak cukup karena bahaya dari luar bisa mengancamnya. Maka dari itu berdoalah agar anak selalu dalam lindungan Allah SWT karena tidak ada yang bisa menjaga anak kecuali Allah *kekepin Samara*

Kembali lagi saya menegaskan bahwa kesimpulan yang dapat diambil dari seminar ini bahwa Orangtua adalah pendidik utama dan pertama dalam mengajarkan sexualitas.


Semoga kita selalu diberi kekuatan dan kesabaran dalam mendidik dan mengasuh anak untuk mencetak menjadi anak sholeh dan sholehah. Tak lupa berdoa agar kita dan buah hati kita selalu dalam Lindungan Allah. Amin...

Karena kita sebagai orangtua kelak akan ditanya dan diminta pertanggungjawabannya di hadapan Allah.


OOT : Oiya dalam seminar kemarin juga saya bertemu dengan teman2 dunia maya yang selama ini hanya bertegur sapa lewat komen komen di blognya.. Senang rasanya bisa bertemu langsung *__*
 
Dari kiri ke kanan : Pungky, Yeye, Ibu Elly, saya dan Novi





Selasa, 13 November 2012

Ketika Allah Berkehendak

Memiliki anak adalah dambaan bagi setiap pasangan yang telah menikah. Alasan sederhana dalam sebuah pernikahan selain menyempurnakan sebagian iman adalah mempunyai keturunan.

Beruntung pasutri yang begitu kelar acara resepsi langsung diberi kepercayaan oleh Allah untuk menjadi orang tua tapi tak sedikit pasutri yang harus menunggu kehadiran sang buah hingga bertahun tahun lamanya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui mana yang terbaik bagi hamba-Nya.

Tengok saja di sekitar kita pasti banyak sekali permasalahan pasutri yang ingin memiliki anak, ada yang menempuh cara bayi tabung, metode inseminasi, pijat refleksi dan lain lain. Disini saya gak akan bahas tentang bagaimana cara mendapatkan keturunan, yang saya mau share adalah cerita kakak saya dan sahabat saya.

Kakak semata wayang saya menikah pada tahun 2005, empat bulan setelah menikah istrinya hamil. Kabar kehamilan cucu pertama dari pihak keluarga kami dan keluarga kakak ipar tentu saja disambut gembira oleh kami semua. Bulan demi bulan dilewati, saya selalu bertanya kepada kakak ipar bagaimana kondisi calon keponakan saya. Alhamdulilah semua baik baik saja.

Menginjak usia kandungan 9 bulan dimana saat itu bulan Syawal, tradisi kalo lebaran Idul Fitri itu adalah mudik begitu juga DSOg yang menangani kakak ipar saya, beliau mudik ke Solo (kalo gak salah). Tibalah saatnya untuk periksa rutin 2 mingguan (karena sudah mendekati HPL *Hari Perkiraan Lahir* pasti kontrolnya udah 2 mingguan dan dilanjutkan kontrol 1 minggu sekali).

Malam itu kakak ipar saya kontrol dan kabar buruk pun kami terima bahwa janin yang ada di kandungan sudah tidak bernyawa, sudah tak ada lagi detak jantungnya. Innalilahi waaina illahi rojiuun...saya yang saat itu dikabari via telp karena saya sudah kembali ke Jakarta untuk bekerja jadi lemas seketika. Ya Rabb...berikanlah mukjizat-Mu... Kami sangat menanti hadirnya malaikat kecil itu.

Saya terus berdoa dan berdoa demi mengharap mukjizat itu tapi memang Allah berkehendak lain. Malam itu kakak ipar saya disuruh pulang untuk beristirahat dan mempersiapkan energi untuk persalinan besok. Kebayang bagaimana perasaan kakak ipar saya saat itu? Sudah pasti sedih banget. Saya bertanya kenapa gak malam itu juga bayinya dikeluarin? Kata DSOg nya karena sudah malam persiapannya kurang matang, maklum RS nya termasuk RS kecil yang berada di kota kecil Tegal. Akhirnya malam itu kakak ipar saya pulang dan istirahat di rumah.

Sepanjang malam kakak ipar saya stress banget, ibunya dan mamaku menemaninya untuk memberikan penguatan hati. Kata mamaku, si kakak ipar sampai bilang begini : "Mending aku gak usah melahirkan aja Ma...biar aku bisa selalu bersama anakku."
Ya Rabb...siapa yang gak trenyuh mendengar kata kata itu? Dan malam itu menjadi malam terpanjang bagi kami. Saya yang di Jakarta juga ikutan gak bisa tidur.

Keesokan harinya jam 6 pagi kakak ipar masuk RS dan bersiap siap untuk persalinan. Jam 7 dokter yang memeriksa mengatakan akan dilakukan persalinan secara normal. Kakak ipar disuntik biar mules, selang beberapa saat (kurang dari 1 jam) mulesnya makin terasa dan Subhanallah tepat pukul 8.10 bayi perempuan cantik lahir dengan persalinan normal tapiii...bayi tersebut sudah tak bernyawa.

Jujur saya gak habis pikir kok bisa ya bayi yang sudah tak bernyawa itu keluar secara normal? Kan gak ada dorongan dari si bayi tersebut? Allahu Alam...semua ini terjadi diluar kekuasaan manuasia, hanya Allah lah yang membantu saat itu dan Allah pula yang memberi jalan kemudahan. Maha Besar Allah dengan segala kuasa-Nya.

Bayi perempuan yang kemudian diberi nama Amorita Anya Pares dikebumikan di makam keluarga besar mama. Kata mamaku, saat itu papa Anya alias kakakku tidak mau melihat anaknya karena gak tega dan sedih yang sangat mendalam, tapi mamaku membujuk dan berusaha membesarkan hati kakakku, akhirnya dia mau melihat anaknya untuk yang pertama dan kalinya. Subhanallah...air mata saya tumpah saat menulis kalimat terakhir ini :(

Saya sebagai tantenya tidak pernah melihat sekalipun wajah cantik kakak Anya. Yang saya dengar ceritanya dari mama bahwa Anya itu berkulit putih, hidung mancung (sama seperti kakak saya) dan berambut ikal. Tak ada satu pun dari kami yang mengabadikan foto kakak Anya. GAK TEGA....

Biarlah kakak Anya beristirahat dengan tenang di sisi Allah dan Insya Allah kakak Anya akan menjadi malaikat kecil penolong mama papanya kelak. Amin...

Selang beberapa tahun kemudian, pada tanggal 19 Oktober 2011 tepat di hari ulang tahun Ompung Samara lahirlah kakak Atha yang merupakan anak kedua kakak saya. Alhamdulilah ya Rabb Engkau telah berikan pengganti kakak Anya.

Lain lagi cerita sahabat saya, kemarin pagi saya mendapat berita duka bahwa anak sahabat saya meninggal dunia di usia 4 hari. Si anak lelaki kecil itu dilahirkan pada usia kandungan 36 minggu karena kondisi air ketuban yang habis. Sahabat saya melahirkan secara SC hari Kamis malam, padahal hari Rabu dia sempat main ke Plaza Senayan melihat Jakarta Fashion Week bareng saya dan saya masih bertanya keadaan si janin, dijawabnya baik baik saja. Ternyata Kamis malam ketika teman kontrol ke dokter dikatakan air ketuban habis dan bayi harus segera dikeluarkan. Maka malam itu juga dilakukan persalinan SC

Saya sempat melihat wajah lucunya yang dikirim teman lewat WhatsApp dimana si kecil masih terbaring lemah di inkubator. Sedih sekali saya melihatnya apalagi teman saya juga mengirim video rekaman ketika baby A (nama anaknya) menangis. Dalam hati saya berdoa semoga baby A diberi kekuatan untuk bertahan hidup.

Tetapi Allah rupanya lebih sayang pada baby A, Senin pagi sekitar jam 7 baby A terserang sesak nafas tak lama kemudian menghembuskan nafas terakhirnya. Semoga baby A tenang beristirahat di surga dan sahabat saya diberi kekuatan serta kesabaran dalam menghadapi ini semua. Amin...

Bahwa Sesungguhnya jika Allah Berkehendak maka semua akan terjadi... Kun Fa Yaa Kun...
Dan Allah Maha Mengetahui yang terbaik bagi hamba-Nya.

Kamis, 12 April 2012

Dependence

Pagi ini saya jadi pendengar yang baik atas percakapan ibu ibu teman kantor saya yang mengeluh anaknya sakit karena tidak bisa minum susu formula yang biasa diminum. 
Ada apa gerangan si anak tidak mau minum susu? Ternyata jawabannya adalah karena sang ibu sudah menghentikan botol susu dot-nya. Tujuan si ibu baik yaitu ingin menghentikan kebiasaan ngedot anaknya yang sekarang sudah memasuki kelas 4 SD. Omigod...saya sempet ternganga, udah kelas 4 SD kok masih ngedot? Lantas saya berfikir siapa nih yang salah?

Pertanyaan itu saya cerna dalam otak, kenapa hal itu bisa terjadi? Apakah si anak kecaduan banget dengan dot atau si ibu yang tidak berusaha mengentikannya ketika anak masih berusia dini yaitu sekitar 2 tahunan? Usut punya usut sebenernya si ibu ingin menghentikan kebiasaan ngedot dari dulu tapi pernah diuji coba ternyata si anak tidak mau minum susu, akhirnya si ibu pun mengalah dengan dalih daripada anak saya tidak minum susu mending saya ijinkan anak tetap ngedot. Malah yang lebih parahnya lagi si ibu berprinsip gak makan gak papa yang penting minum susu. Wah...saya geleng geleng kepala mendengarnya. Kok bisa bisanya susu dijadikan makanan pengganti? Padahal nih...sepengetahuan saya, ketika anak tidak mau minum susu di usia 1 tahun atau lebih, gak masalah loh...karena nutrisi susu bisa diperoleh dari sumber lainnya, misalnya dari makan makanan yang sehat, bergizi dan seimbang maka akan tercover kebutuhan nutrisi anak. 

Saya pernah membaca suatu artikel yang diliris di satu milis yang saya ikuti. Berikut artikelnya :

Berapa Banyak Susu yang dibutuhkan?

Masih banyak banget wanita (terutama ibu baru) yang kemakan omongan “ASI-nya kurang ya, kok bayinya nangis terus?” atau “ASI-nya sedikit, jadi nggak bisa stok, deh”, dan banyak lagi komentar mengenai jumlah susu yang harus dikonsumsi oleh bayi.
Nah, kalau tahun lalu kita membahas tentang perlu atau tidaknya minum susu maka dalam rangka Hari Susu Sedunia yang jatuh pada hari ini, kita bahas tentang berapa, sih, jumlah ASI ataupun susu yang dibutuhkan mulai dari newborn hingga toddler.
  • Untuk bayi ASI eksklusif, “hitungannya” ternyata mudah sekali. Bagi 25 oz (sekitar 750 ml) dengan perkiraan berapa kali si kecil menyusu dalam sehari. Misalnya, waktu Langit masih ASIX, saya perkirakan dia menyusu sekitar 10 kali dalam sehari. Berdasarkan kalkulator yang tersedia di kellymom.com, Langit meminum ASI rata-rata 75 ml per sesi menyusui.
  • Untuk bayi yang baru berumur sehari, mereka hanya membutuhkan 5-7 ml alias setengah sendok teh sekali minum ASI! Makanya kalau mommies yang baru melahirkan mengeluh soal betapa sedikitnya ASI yang keluar … ya memang sekian jumlah yang dibutuhkan si kecil. Jadi tak perlu khawatir, moms.
  • Bayi berusia 3 hari, membutuhkan 22-27 ml sekali minum. Pelajaran lagi, nih, moms, saat masih di rumah sakit sekali mompa ASI saya cuma dapet 15-20 ml. Sempat diremehkan, sih, mana cukup segitu? Tapi memang ternyata itu yang dibutuhkannya. Bayi usia 3 hari kan kecil, ya, kebayang kan lambungnya sebesar apa?
  • Bayi berusia seminggu diperkirakan membutuhkan ASI sebanyak 45-60 ml dalam satu kali sesi menyusu. Di usia ini, kebutuhan bayi meningkat, selamat datang di growth spurt pertama dalam hidup si kecil, ya, moms!
  • Bayi usia sebulan kebutuhannya sekitar 80-150 ml. Nah, di usia ini, biasanya baik ibu ataupun anak sudah tidak canggung lagi untuk menyusu. Bagi ibu bekerja, ini adalah yang tepat untuk mulai latihan memerah ASI, mencari metode yang tepat, dan mulai menyimpan ASI perah (ASIP) untuk nanti ditinggal bekerja.
  • Setelah anak mengenal makanan pendamping ASI (MPASI), yang perlu diingat oleh mommies adalah anak masih tetap butuh ASI. Judulnya saja “makanan pendamping”  artinya ya bukan pengganti :). Di usia 7 bulan, kebutuhan ASI anak biasanya mencapai 800 ml atau sekitar 93 persen dari total kebutuhan asupan gizi anak. Sementara usia 11 bulan keatas, kebutuhan ASI-nya menurun. Hanya sekitar 550 ml saja.
  • Untuk toddler atau balita, sebaiknya tidak mengonsumsi susu lebih dari 600-700 ml per hari. Konsumsi susu berlebih bisa mengakibatkan konstipasi atau bahkan anemia akibat kekurangan zat besi. Ini karena sifat susu yang menghambat penyerapan zat besi dalam tubuh.
Nah, mudah-mudahan membantu, ya, moms! Sementara untuk yang anaknya sudah balita atau lebih tapi tidak suka minum susu, hal ini bukan menjadi masalah. Nutrisi susu bisa diperoleh dari sumber lainnya :).

Nah...dari situ sudah jelas kalo susu bukanlah sesuatu yang harus didewakan sebagai pengisi perut. Seandainya saya bisa berbagi ilmu dengan ibu ibu di kantor saya yang notabene sudah mempunyai anak usia SD dan mereka lebih berpengalaman, saya akan nimbrung masuk dalam percakapan mereka tapi....saya enggan masuk ke percakapan itu karena pernah ada yang mengganggap saya ibu baru yang sok tau. Ya sudah sejak saat itu saya cuma bisa diam saja. Memang susah mendobrak paradigma lama yang sudah melekat kuat di masyarakat. Sama seperti penggunaan antibiotik, saya juga dianggap ibu yang tega karena setiap Samara sakit batpil saya hanya melakukan home treatment tidak membawanya ke dokter kecuali jika sudah 3 hari berturut turut demam gak turun seperti halnya ketika Samara terserang virus Roseola Infantum. Jika Samara sakit common cold saya tidak pernah memberikannya antibiotik karena memang tidak diperlukan. Tidak seperti ibu ibu disini yang menganggap antibiotik adalah obat dewa yang bisa menyembuhkan segala penyakit. Wah..wah..kok malah ngelantur ke antibiotik segala...:)

Back to ketergantungan dot, kasus seperti teman saya ini gak cuma dia aja yang mengalami. Ada teman saya yang lain juga baru bisa menghentikan kebiasaan ngedot anaknya ketika si anak duduk di kelas 3 SD. Saya pun bertanya dan si ibu lagi lagi menjawab sama yaitu daripada anaknya gak minum jadi biarkan saja dia ngedot. Ya sudah lah biarkan saja...makanya untuk beberapa percakapan saya labih suka menjadi pendengar setia saja.

Saya bersyukur bisa bergabung di banyak milis parenting yang menyajikan informasi seputar ASI, MPASI, kesehatan anak dan tumbuh kembang anak. Dan saya juga beruntung memberikan susu UHT yang membuat Samara berhenti ngedot di usia kurang dari 2 tahun dan berganti sedotan. Sehingga saya gak perlu capek capek untuk menghentikan kebiasaan ngedot yang berakhir dengan menyakiti perasaan si anak. Karena teman saya itu akhirnya anaknya sakit karena sakaw dengan dot. Semoga Allah memberikan jalan yang terbaik untuk teman saya dan anaknya. Amin...

Tulisan ini saya buat tanpa tendensi apa apa cuma sekedar curhat semata, bukan pula bertujuan untuk menge-judge seseorang. Demi Allah bukan itu maksud saya. Karena saya yakin semua orang tua pasti ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya dengan caranya tersendiri. Semoga saya selalu bisa memberikan yang terbaik untuk Samara. Amin...