Pages

Senin, 25 November 2013

Memorable Trip Nias Hand in Hand #Day 2

Setelah ngendon sekian lama di draft akhirnya tersentuh juga tulisan ini. Meski sangat terlambat tapi saya harus menuntaskan cerita perjalanan kemanusiaan di Pulau Nias. 

Hari pertama yang sukses ditutup dengan pesta duren, akhirnya malam itu kami bobo cantik di Wisma Soliga. Bangun pagi, bersiap siap lanjut menikmati sarapan dan tak lupa explore hotel sekitarnya.
Yeaayy i'm ready...
Jam 8 siap memulai aktivitas hari ini dengan agenda pertama yaitu mengunjungi Puskemas Desa (Puskesdes) dusun IV, Banua Gea. Dengan menempuh perjalanan sekitar 2 jam kami tiba di tempat. Oiya dari awal pihak panitia menghimbau untuk menggunakan sepatu keds karena medan yang akan ditempuh hari ini lumayan berliku. 

Katanya untuk menuju ke Puskesdes kami harus berjalan kaki karena mobil tidak bisa masuk ke dusun tersebut. Tapi...alhamdulilah ketika kami datang, jalanan sudah bagus, kami hanya jalan kaki sekitar 10 menit saja. Itu menandakan sudah adanya perbaikan sarana dan prasarana bagi masyarakat setempat untuk mempermudah aktivitas mereka.
Puskesdes yang sangat membantu warga
Puskesdes itu lokasinya benar benar terpencil jauh dari mana mana. Menurut penuturan salah satu warga, sebelum adanya Puskedes jika akan berobat ke Puskesmas maka harus menempuh perjalanan sekitar 2 jam perjalanan. Ya Allah..kebayang kan? Udah sakit harus jalan jauh pula untuk berobat. Mending perginya naik motor atau mobil, ini jalan kaki loh... :(

Kegiatan seperti imunisasi kerap dilakukan oleh team medis di Puskesdes ini. Bersyukur team medis selalu rutin mendatangi Puskesdes sehingga warga tak segan lagi untuk berobat disana. 

Ketika kami datang sedang dilakukan jadwal imunisasi, jadi banyak sekali ibu yang menggendong balitanya untuk diberikan imunisasi.
Kegiatan di Puskesdes
Kalo boleh jujur nih..saya terharu banget melihat anak anak kecil yang kurang mendapat perhatian kesehatannya. Beberapa anak terlihat badannya kurang sehat dan ketika saya bertanya kepada ibunya, dijawablah : "maklumlah bu.. anak saya banyak jadi gak bisa memperhatikan satu persatu anak". Saya dibuat kaget oleh jawaban si ibu ketika ditanya berapa anaknya? Dia menjawab 5 orang dan ketika saya tanya berapa usia ibu? Dijawab 25 tahun dan anak sulungnya berusia 6 tahun. Gubraaakk... jadi si ibu ini tiap tahun melahirkan anak *speechless*. Trus kapan dong si ibu bisa sedikit leha leha menikmati "me time"? Kalo menurut saya sih boleh saja mempunyai anak banyak tapi kalo bisa mbokya diberi jarak kehamilan. Hmmm...sepertinya edukasi tentang pentingnya keluarga berencana harus digalakan di sini.

Tapi di sisi lain saya melihat perjuangan team medis untuk memberikan pengetahuan kepada ibu ibu patut diacungkan jempol. Mereka mengedukasi pentingnya pemberian ASI pada bayi hingga berusia 2 tahun. Jadi tak heran beberapa bayi terlihat sehat.


Sekitar 1 jam kami disana dan sebelum pulang kami berfoto bersama dulu :)
Foto milik mas Iwok :)
Kunjungan kedua masih di desa Banua Gea tetapi beda dusun dan inilah puncak dari seluruh acara yaitu kami akan berbagi dan menghibur warga dusun 1-3 yang merupakan desa adopsi Tango. Acara tersebut bertajuk "Kamis Ceria bersama Tango dan OBI". 

Ketika kami tiba disana para warga dusun sudah berkumpul di rumah Bapak Kepala Desa Banua Gea dan siap bersenang senang. Kegiatan pertama sebagai ice breaking adalah menyanyi bersama dipandu oleh Bu Fasti yang merupakan istri dari Pak Bike dari OBI. Bu Fasti ini salah satu "motor" yang banyak memberi edukasi warga dusun. Selain Bu fasti ada juga permainan yang dipandu oleh Joni dari team OBI.
Ekspresi bahagia warga dusun
Setelah suasana mencair kami membagikan beberapa buku hasil sumbangan teman teman dalam program #HandinHand. Sebelum menerima buku ada pertanyaan yang harus dijawab dulu oleh adik adik etapiii...beberapa pertanyaan justru dijawab oleh ibunya :)
Pembagian buku
Lanjut acara berikutnya yaitu pembacaan buku oleh mas Iwok yang mengambil cerita Sepatu Idaman dari serial Sepatu Dahlan. Iyaa..mas Iwok adalah pengarang buku tersebut, jadi surprise banget yaa mendenger cerita langsung dari pengarangnya.
Ayooo dengar cerita
Cerita Sepatu Dahlan sangat inspiratif mengajarkan anak anak untuk rajin belajar dan teruslah berusaha mewujudkan mimpi menjadi orang besar. Saat membaca buku bersama, anak anak terlihat serius memperhatikan. Semoga saja cerita inspiratif itu membekas di hati dan mereka berusaha untuk mengejar mimpinya.

Usai membaca buku kami bagi bagi lagi dan kali ini membagi beberapa mainan yang sudah dibawa. Senang bercampur haru melihat meraka menerimanya. Mainan itu sangat berarti buat mereka bahkan mereka memeluk erat seolah enggan dilepaskan.
Ini mainanku....

Ada sedikit kericuhan saat pembagian mainan karena ada beberapa anak yang bukan berasal dari dusun binaan Tango Peduli ternyata masuk dan meminta mainannya sehingga anak warga dusun ada yang tidak kebagian. Tapi alhamdulilah karena mainan dan buku yang kami bawa banyak akhirnya semua mendapatkan. Ruangan saat itu benar benar penuh sesak hingga oksigen terasa kurang sekali. Hal ini mengakibatkan salah seorang ibu hamil ada yang hampir pingsan, hikss...

Matahari sudah tepat di atas kepala dan perut sudah teriak minta diisi, saatnya kami santap siang bersama para warga. Ibu ibu warga dusun 1-3 memasak untuk kegiatan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dengan menu ayam goreng, lele bumbu kuning dan sayur sawi yang semua bahannya diambil dari kebun dan ternak meraka.
Mari makan...
Makan siang kali ini menunya sangat sederhana tapi...beneran deh lele bumbu kuning dan sambalnya juaraaaa banget. Kami semua sampai nambah lelenya. Slurrrpphh banget dan rasanya bener bener nampol di lidah :
Menu sederhana tapi rasanya nampol di lidah

Urusan perut selesai, kami pamit kepada pak Kepala Desa untuk melanjutkan perjalanan berikutnya. Senang rasanya sudah berbagi bersama warga dan membuat mereka tersenyum gembira. Semoga suatu saat kami bisa bertemu lagi dan melihat mereka dengan keadaan lebih baik.

Siang itu matahari sangat gencar memancarkan sinarnya dan kami berjalan menuju rumah Oprianus Gea. Siapakah Oprianus Gea itu? Nanti saya kasih bocorannya yaa.. :) Sekarang saya mau cerita perjalananan menuju kesana. dimana kami harus tracking kurang lebih sekitar 1 km melewati sawah, menyeberang jembatan di atas sungai dan melintasi hutan.
Tracking seruuu...
Jadi yaa ceritanya jalan menuju rumah Oprianus ini awalnya tanah biasa dan berbatu tapi sejak ditemukan rumah Oprianus keadaan jalan menjadi lebih baik yaitu sudah dilapisi aspal selebar 1 meter hingga bisa dilalui kendaraan sepeda motor.

Hamparan sawah nan hijau menemani perjalanan kami. Itu yang membuat kami merasa senang dan melupakan rasa capek yang luar biasa.
Sawah nan ijo royo royo
Nyiur melambai...
Setuju kan kalo melihat yang beginian mata jadi seger? :)

Oke sekarang kita kenalan dengan Oprianus Gea. Dia adalah salah satu anak kurang beruntung yang harus tinggal bersama kedua orangtua dan 4 orang saudaranya di rumah kecil berukuran 2x2 meter. Iya hanya 2 x 2 meter saja...
Rumah asli yang tetap dipertahankan
Bayangkan bagaimana keadaannya? Rumah kecil yang jika diukur dengan kamar tidur kita ukurannya jauh lebih kecil itu harus dihuni oleh 7 orang. Di dalam rumah tak ada ventilasi apalagi perabotan rumah tangga, yang ada hanya 1 buah dipan untuk mereka gunakan tidur bersama. Mereka hidup dalam himpitan kemiskinan dan ketidaklayakan tempat tinggal selama bertahun tahun. Ya Rabb...saya benar benar miris melihatnya. 

Mungkin sangat sulit dipercaya jika saya tidak melihat sendiri, hanya mendengar cerita saja tapi kali ini saya benar benar percaya kalau di negara kita yang kaya raya ada satu keluarga dengan keadaan sangat memprihatinkan. Helloow... apa kabar para koruptor yang punya rumah lebih dari satu? 

Alhamdulilah sekarang keadaan rumah Oprianus jauh lebih baik sejak ditangani oleh team Tango dan OBI. Rumah mereka direnov menjadi lebih besar, lantai sudah disemen, ada jendela sebagai ventilasi dan dibuatkan dapur sehingga layak untuk dihuni. Untung masih ada orang yang peduli dengan nasib orang kecil dan bekerja tanpa pamrih menolong sesama. Benar benar sepak terjang Tango Peduli dan team OBI patut diacungkan jempol.

Beginilah keadaan rumahnya sekarang, cukup layak untuk dihuni? Iyaa meski masih ada kekurangan disana sini tapi bersyukur sudah ada perbaikan. Dari segi kesehatan juga sudah masuk dalam kategori layak huni.
Rumah yang sudah layak huni
Selama kurang lebih 45 menit kami berada di sana, bermain, menghibur dan bagi bagi mainan untuk Oprianus beserta teman temannya. Tak lupa kami membawa bingkisan wafer Tango yang renyah, nyam...nyam..
Say cheese...
Hari menjelang sore hari, kami pamitan dengan tuan rumah dan melanjutkan perjalanan untuk refreshing sejenak di pantai Fofola. 

Dalam perjalanan pulang dari rumah Oprianus saya berpikir betapa beruntungnya saya atas keadaan yang telah Allah titipkan pada kami sekeluarga. Bisa memiliki rumah yang layak huni, kendaraan yang bisa mengantar saya kemanapun saya pergi, sandang pangan yang cukup, kesehatan dan pendidikan Samara yang Insya Allah adalah yang terbaik menurut kami dan kenikmatan kenikmatan lain yang tidak bisa diperoleh Oprianus sekeluarga. 

Terima kasih ya Rabb atas segala nikmat yang telah Engkau berikan pada kami. Dan maafkan kami .. yang selama ini masih menuntut, selalu merasa kurang dan terkadang lupa bersyukur padaMu.. 

Hari itu emosi saya benar benar terkuras melihat keadaan orang orang yang kurang beruntung, terhimpit kemiskinan. Mari kita bersyukur dan selalu bersyukur atas nikmat Allah yang tak terhingga. 


Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? (QS, Ar Rahman)
 
To be continued... karena saya gak bisa membendung air mata ini yang sukses mengalir.

Kamis, 14 November 2013

6 Alasan Cantik Untuk Memiliki Notebook Tipis

Ini adalah bagian terakhir dari rangkaian acara #30HariBlogChallenge Komunitas Emak Blogger (KEB) yang bekerjasama dengan Acer Indonesia. Setelah mengikuti tantangan minggu pertama, minggu kedua dan minggu ketiga akhirnya tiba juga posting pamungkas minggu keempat ini. 

Senang? hohoho pastinya dong... karena selama 4 minggu terakhir setiap hari Senin saya deg degan luar biasa (seperti mau ketemu dosen penguji skripsi) menanti tema mingguan yang dikeluarkan oleh makpan (emak panitia). Jadi jujur saja nih.. ketika menulis postingan ini rasanya plong sekali :)

Lantas apa tema tantangan terakhir ini? Rasanya postingan kali ini akan lebih narsis dari postingan sebelumnya karena disesuaikan dengan temanya yaitu "mengapa saya layak memiliki Acer Aspire E1-432 yang didukung oleh prosesor Intel?" hehehe...betul kan?

Yuk mari kita jabarkan alasan mengapa saya layak untuk memiliki si tipis
Acer Aspire E1-432 :
  1. Notebook jebolan Acer Indonesia yang diberi label Acer Aspire E1-432 itu notebook tipis yang ringan, bahkan 30 % lebih tipis dari notebook konvesional. Jadi buat saya yang berperawakan kecil ini gak keberatan jika harus membawanya. Coba bayangkan jika badan saya yang mungil ini harus membawa notebook yang besar dan berat, wooow udah pasti kebanting banget dong? Yang ada malah saya termehek mehek membawanya :)
  2. Acer Aspire E1-432 didukung dengan performa Intel® Processor di dalamnya sudah pasti kinerjanya oke banget, kecepatannya berjalan pada 1.40 GHz dan itu artinya sangat mendukung pekerjaan baik itu untuk bekerja di kantor maupun untuk aktifitas ngeblog. Pakai Acer Aspire E1-432 jadi anti lelet dehKapasitas penyimpanan harddisk juga besar jadi gak khawatir kalo harus menyimpan file kerjaan kantor, foto narsis maupun video. Kalo misalnya kurang puas karena file yang harus disimpan banyak, Acer Aspire E1-432 bisa kok di-upgrade hingga 8 GB. 
  3. Baterai notebook Acer Aspire E1-432 terbukti mampu bertahan hingga 6 jam untuk memutar konten multimedia dan berkisar 3-4 jam untuk main game. Jadi notebook ini bukan hanya untuk mendukung aktivitas saya saja tapi juga aktivitas ayah dan Samara untuk bersama sama main game. Seruuu kan? Satu notebook bisa dipakai dan sharing sekeluarga..
  4. Notebook Acer Aspire E1-432 stylist banget dengan pilihan 2 warna yaitu Piano Black dan Silky Silver ditambah dengan design pattern bintang-bintang yang dinamakan Starry Swirls pada casing dan keyboardnya menambah kesan elegan. Jadi nih cocok banget buat emak yang selalu concern dengan penampilan.
  5. Berhubung saya orangnya narsis akut, rasanya cocok banget kalo memilik Acer Aspire E1-432  karena notebook ini menyertakan sebuah Webcam HD untuk melakukan streaming, video chatting dan foto selfie tentunya hehehe...
  6. Ngomongin tipisnya notebook Acer Aspire E1-432  buat emak yang gak mau rempong seperti saya, membawa notebook ini bisa dimasukan ke dalam tas kerja yang kapasitasnya lumayan besar, jadi praktis gak perlu bawa 2 tas kerja. Masih tetap bisa tampil keren dong… :)
Ini dia si tipis yang performanya oke pisan...:)


ASpire E1-432 Silver (1)

Nah kayanya 6 alasan ini sudah cukup mewakili kelayakan saya untuk memiliki si tipis Acer Aspire E1-432 . Kebayang seandainya saya berhasil membawa pulang notebooknya, pasti senang banget karena selain performa dan spesifikasinyanya oke, saya bisa tetap tampil keren dengan notebook slim yang paling tipis di kelasnya.

Doakan saya yaaa temans… semoga impian mengadopsi Acer Aspire E1-432 bisa terwujud. Ayoo Amin kan berjamaah :)

“Tulisan ini diikutsertakan dalam event “30 Hari Blog Challenge, Bikin Notebook 30% Lebih Tipis” yang diselenggarakan oleh Komunitas Emak Blogger (KEB) dan Acer Indonesia.”



Selasa, 12 November 2013

Memorable Trip Nias Hand in Hand #Day 1

Alhamdulilah akhirnya tiba juga saatnya saya menerima hadiah hasil dari menang sharing blog competition. Tepat pada tanggal 31 Oktober 2013 selepas sholat subuh saya diantar Ayah menuju terminal Blok M untuk selanjutnya naik bis Damri ke bandara Soetta. 

Pagi itu sebelum meninggalkan rumah, perasaan saya campur aduk banget, di satu sisi gembira karena impian saya untuk berbagi kebahagian dengan anak anak Nias bakal segera terwujud tapi di sisi lain saya harus meninggalkan Samara yang tengah sakit demam dan batpil. Dengan menguatkan hati dan mengucap Bismillah saya pamit kepada Samara yang masih tertidur pulas. Untung saja saat itu ada Eyang Samara yang sengaja datang ke Jakarta untuk menemani Samara selama saya ke Nias.

Tiba di terminal blok M pukul 5.20 lanjut perjalanan ke Soetta memakan waktu 50 menit saja. Tepat pukul 6.10 saya tiba di terminal 1B dan sesuai jadwal akan diadakan technical meeting terlebih dahulu. Begitu sampai terminal 1B dengan pede-nya saya langsung masuk ke dalam tapi ternyata para rombongan masih berada di luar terminal, hihihi...

Tak berapa lama rombongan masuk dan saya berkenalan dengan mas Iwok dan @ruthwijaya yang menjadi pemenang sharing blog competition juga, kemudian mba Yuna Kristina (Public Relation Manager), mba Fani (Brand Manager) dan Liem (Team IT) dari Tango Wafer. Selain itu juga ada mba @justsilly, Adisty (@gajahbleduk) dari perwakilan Mommiesdaily, mas Anto (Yayasan Obor Berkat Indonesia) dan 2 orang wartawan foto dari Suara Pembaharuan yaitu bang Iwan dan bang Dede dari Okezone. 

Yeaay... ready to go
Rombongan sudah lengkap, mari kita masuk ke ruang tunggu untuk menanti penerbangan ke Kuala Namu Medan. Jadwal penerbangan pukul 8.00 tapi seperti biasa pesawat maskapai penerbangan "Singa" selalu saja mengalami keterlambatan. Setelah delay sekitar 30 menit kami masuk ke dalam pesawat, meski delay tapi Alhamdulilah gak terlalu lama. Kebayang kan kalo lama pasti semua acara yang sudah terjadwal bakalan mundur juga.

Penerbangan Jakarta Medan memakan waktu kurang lebih 2 jam, lumayan lah bisa bobo cantik sebentar :) Sekitar pukul 10.45 kami tiba di bandara international Kuala Namu. Bandara yang resmi beroperasi sekitar bulan Juli 2013 untuk menggantikan Polonia, tergolong bandara yang ramai dengan jadwal penerbangan baik domestik maupun internasional. Masih ingat jelas ketika terakhir ke Medan tahun 2007 mendarat di Polonia, sumpah...itu bandara sudah kurang layak banget. 

Turun dari pesawat kami langsung menuju ke ruang transit untuk selanjutnya menanti penerbangan ke Gunung Sitoli, Nias. Sekitar 1 jam kami menunggu di ruang tunggu yang masih rapi tertata. Lagi lagi delay.. pesawat yang harusnya membawa kami ke Gn Sitoli jam 11.30 akhirnya mundur jadi jam 12.30. Tapi beruntung juga delay hingga kami tak sia siakan kesempatan ini untuk menjelajahi bandara baru dengan tak lupa foto foto narsis :)

New Airport

Kuala Namu Aiport
Karena bandara Kuala Namu yang masih baru maka ada beberapa fasilitas yang masih dalam pembangunan. Begitu juga dengan restonya masih belum banyak yang buka. Tapi so far Kuala Namu jauh lebih nyaman dari Polonia.

Pukul 12.30 kami berangkat menuju ke Gunung Sitoli menggunakan pesawat baling baling berkapasitas sekitar 70 orang. Pertama kali melihat pesawatnya saya agak agak serem juga karena kecil dan pintu masuknya cuma ada 1 yaitu di bagian belakang. 

Pesawat baling baling bukan bambu :)

Ketika memasuki pesawat terasa hawa yang sangat panas dan saya berpikir, waduh...kok AC nya gak berasa ya? Kebayang selama 50 menit penerbangan bakal seperti sauna nih.. kegerahan yang luar biasa. Tapi ternyata dugaan saya salah, ketika mesin dinyalakan hawa di cabin makin terasa sejuk. Alhamdulilah..

Pengalaman pertama kali naik pesawat baling baling adalah suara yang super berisik ketika take off. Saya sampai harus menutup kedua telinga saking berisiknya, hingga ada anak balita yang menangis kejer ketika take off. Tapi begitu pesawat berada di angkasa, suara mesinnya sudah gak begitu memekakkan telinga.

Di atas penerbangan Medan-Nias kami disuguhi pemandangan yang indah yaitu kombinasi hamparan laut, bukit dan kebun kelapa sawit ditambah lagi gumpalan awan seperti kapas. Jujur saja selama perjalanan saya tak hentinya memuji keagungan-Nya.

Subhanallah lihatlah betapa cantik pantai Nias dilihat dari atas, gradasi warna biru dan hijau makin mempercantik pantainya. Bersyukur juga cuaca siang itu cerah banget.
Foto dari twitpic milik @ruthwijaya
Alhamdulilah tiba di Bandara Binaka Gunung Sitoli pukul 13.40, saya sempat melihat sekeliling bandara tersebut. Iyaa...bandaranya kecil dan posisinya tak jauh dari rumah penduduk. 


Touch down Binaka Airport
Ya'ahowu... 
Itulah sapaan khas Nias yang kurang lebih artinya sama dengan Horas untuk bahasa Batak. Selama berada di Nias diharapkan jika kita bertemu dengan orang maka sapalah dengan Ya'ahowu maka mereka akan membalas dan lebih menghargai kita.

Di bandara Binaka kami sudah dijemput oleh team OBI (Obor Berkat Indonseia) yang memang partner team Tango Wafer untuk menjalani program #handinhand. Kami menuju ke Posko OBI dengan menempuh perjalanan sekitar 20 menit hingga tiba di Jl. Diponegoro KM 6 Fodo, Gunung Sitoli.



Di situ kami istirahat sejenak sambil menikmati makan siang, sholat, briefing dan lanjut perkenalan satu persatu. Briefing yang dibuka oleh mba Yuna menceritakan sekilas tentang Program Tango Peduli Gizi. Sedikit saya singgung bahwa Wafer Tango bekerjasama dengan yayasan OBI mengukuhkan kembali komitmennya untuk memperbaiki kondisi anak Indonesia dan menciptakan masa depan yang lebih baik dengan meluncurkan program Tango Peduli Gizi (TPG).

Program TPG merupakan pengembangan dari program TPG keluarga yang terdiri dari pendampingan gizi, pemberdayaan ekonomi dan renovasi Rumah Sehat Tango yang meliputi perbaikan sanitasi dan ventilasi membawa dampak signifikan terhadap perkembangan gizi anak. 

Melihat keberhasilan tiap keluarga itulah pada tahun 2012 Tango memperluas progamnya dengan target sasaran yang tadinya keluarga menjadi desa, yaitu melakukan program adopsi desa Banua Gea dengan melakukan kegiatan :
  • Pemberian Makanan Tambahan untuk anak bergizi kurang selama 3 bulan
  • Home visit dan poerawatan untuk anak bergizi buruk
  • Rumah sakit Tango yang meliputi perbaikan sanitasi dan ventilasi rumah untuk keluarga dan anak bergizi buruk
  • Pendampingan, penyuluhan gizi serta pola hidup sehat (mencakup pengetahuan untuk mengolah bahan makanan yang tersedia di sekitar untuk menghasilkan makan yang bergizi, cara mengolah bahan makanan yang baik dan benar serta pola perilaku hidup sehat) untuk ibu dan anak di desa Banua Gea
  • Pemberdayaan ekonomi dan pengadaan gizi dengan memberikan bibit ternak (ayam dan lele) serta sayuran sebagai sumber gizi desa serta tambahan ekonomi.
  • Perbaikan Prasarana Kesehatan di 5 Puskesmas pembantu dengan memberikan alat kesehatan serta pendampingan, penyuluhan dan pemberian motivasi untuk tenaga ahli di wilayah tersebut.
    Beginilah kurang lebih hasil dari program tersebut. Bibit lele yang diternakan dalam suatu kolam dan sayur sawi yang nantinya bisa dikonsumsi atau dijual.


    Setelah breafing kami melakukan kegiatan perdana yaitu kunjungan ke rumah Brian Harefa. Siapakah Brian Harefa itu? Tunggu... Nanti saya kasih bocorannya yaa :)

    Pukul 4 sore kami melaju ke lokasi rumah Brian dan menempuh perjalanan sekitar 30 menit kami tiba disana. Sesampainya disana saya melihat anak kecil berkaos merah dan ketika ditanya siapa namanya? Dia menjawab : Brian.

    Yuppp.. itulah Brian. Dia adalah salah satu anak yang pernah mengalami gizi buruk dan mendapat perawatan intensif di Balai Pengobatan Tango selama kurang lebih 4 bulan. Alhamdulilah sekarang Brian sudah sehat dan seperti apakah dia sekarang? Ini dia anak yang pernah saya ceritakan disini

    Sehat terus ya nak...
    Saat pertama kali melihat Brian, sungguh air mata ini tak bisa terbendung. Sambil bersalaman dengan Brian saya menitikkan airmata. Mengapa? Karena saya tak menyangka bisa bertemu dengan anak yang menjadi tokoh utama dari blog sharing saya.

    Dari cerita itulah yang kemudian mengantarkan saya ke Nias untuk bertemu Brian. Senang rasanya bisa bertemu dengan Brian, melihat badannya yang sehat, pertumbuhannya juga bagus dan bisa ceria kembali bersama keluarganya.

    Sore itu di depan rumah Brian, anak anak sudah berkumpul dan kami mengajak bermain serta bernyanyi bersama sambil tak lupa membagikan mainan yang kami bawa. 

    Senangnya mendapat mainan..

    Berkumpul dan bernyanyi bersama

    Betapa senangnya melihat anak anak menerima mainan itu. Mainan yang sudah tidak digunakan lagi di rumah kita ternyata sangat berharga bagi mereka. Mata mereka begitu berbinar ketika menerima mainan dan mengembang senyum di bibir mungilnya. Pemandangan itu priceless banget buat saya. Jadi kebayang begitu banyaknya mainan Samara di rumah dan Alhamdulilah si kecil mau memberi beberapa mainannya untuk saya bawa ke Nias.

    Sekitar 30 menit kami bercengkerama dengan Brian dan teman teman, tiba saatnya kami pamit karena harus melanjutkan perjalanan untuk kunjungan kedua yaitu ke rumah Krisman Waruwu. Dengan menempuh perjalanan sekitar 20 menit kami tiba di rumah Krisman.

    Siapakah Krisman Waruwu? Dia adalah anak yang dulunya menderita kurang gizi dan mengidap penyakit Tubercolosis. Setelah mendapat perawatan intensive dari team dokter Balai Pengobatan Tango, Krisman dinyatakan sehat dan sekarang pertumbuhan badannya kembali normal. Krisman kini sudah duduk di kelas 2 Sekolah Dasar.   

    Krisman yang berbaju kuning
    Keluarga Krisman juga salah satu keluarga yang berhasil karena dulu mereka tinggal di rumah sempit dan sekarang setelah mendapat pembinaan, mereka berhasil membangun rumah yang layak huni dan orangtuanya juga telah membuka warung sebagai mata pencaharian.

    Di rumah Krisman kami juga bernyanyi bersama dan tak lupa berbagi mainan serta makanan yang tak lain adalah Wafer Tango. Hmmm...nyam nyam :)

    Tak terasa waktu telah menunjukan pukul 17.45 saatnya kami menyudahi kunjungan kedua dan langsung menuju ke Rumah makan Grand Kartika yang letaknya di tepi pantai. Sayang sekali sore itu kami terlambat melihat indahnya sunset. Akhirnya kami hanya menikmati lembayung senja yang indah sekali.

    lembayung senja...
    Makan malam kali ini serasa nikmat sekali karena ditemani suara deburan ombak. Selain itu aneka seafood yang dihidangkan juga nikmat sekali rasanya. Sambil menikmati makan malam kami saling berbagi cerita tentang kedua kunjungan tersebut.

    Nyam...nyam..
    Alhamdulilah perut sudah terisi dan hari juga semakin malam. Kami pulang menuju ke penginapan tapi... di tengah perjalanan melihat tumpukan durian dan taraaaaa... kami pun berhenti sejenak untuk menikmati durian Nias. Horeeee.... cuci mulutnya durian euy :) *loncatloncatgirang* 

    Setelah tawar menawar akhirnya sepakat perbuahnya dihargai Rp. 5.000, huaaa...murah banget kan? Rombongan kami menghabiskan 10 buah dan itu artinya cuma membayar Rp. 50.000. Aduhhh....rasanya pengin saya borong duriannya trus dikupas dan masukan ke wadah kedap udara untuk dibawa ke Jakarta. Karena tahu sendiri dong... harga durian di Jakarta ruarrrr biasa mahalnya.

    Inilah penampakan durian yang bikin saya klepek klepek saking murahnya. Oiya, jangan ditanya yaa saya menghabiskan berapa buah durian? hahaha.... yang pasti puaaas banget :)    
    Durian murah meriah yang bikin kalap

    Alhamdulilah perjalanan hari pertama ditutup dengan pesta durian yang menyenangkan, hohoho... Akhirnya kami pulang ke penginapan dan beristirahat karena besok pagi akan ada perjalanan yang tak kalah menyenangkan dan pastinya butuh ekstra tenaga.

    *to be continued* 

    Jumat, 08 November 2013

    Oktober Penuh Berkah

    *ambil kemoceng lanjut bebersih blog yang udah kelamaan gak ditengok*

    Alhamdulilah...rasanya senang banget kembali ngeblog setelah sekian lama dicuekin. Kalo biasanya dalam seminggu dapat 2 postingan tapi beberapa minggu ini hanya ada 1 postingan, itupun karena ikutan kontes #30HariBlogChallange KEB, hihihi... niat banget ya pengin dapatin si tipis Acer :)

    Sebenarnya sih bukan karena hadiahnya melainkan dengan tantangan itu saya pengin belajar nulis lebih baik lagi. Karena kalo saya lihat peserta #30HariBlogChallange tulisannya sungguh keren keren dan saingan berat pula. Masa sih saya harus bersaing dengan pemenang dan finalis Srikandi Blogger 2013? hohoho...udah pasti saya tulisan saya kalah keren dari mereka. Tapi sekali lagi itu bukan jadi halangan buat saya yang penting berpartisipasi dan menguji kemampuan menulis *ihh..sok asik banget ya, dan kemudian dijitak berjamaah* :)

    Trus trus kenapa akhir akhir ini jarang ngeblog karena si kecil Samara udah seminggu lebih sakit. Emang sih cuma batpil tapi kali ini bikin saya khawatir karena demamnya mencapai 40,1 dercel, udah gitu beberapa hari kemudian Samara harus saya tinggal karena saya akan berangkat ke Nias.

    Oiya, Alhamdulilah banget pada pertengahan bulan Oktober lalu mendapat kabar gembira kalo saya terpilih menjadi salah satu pemenang dalam sharing blog competition Tango Wafer. Tulisan saya yang menceritakan bagaimana kondisi anak Nias yang mengalami gizi buruk dan ajakan saya untuk berbagi dengan mereka ternyata membawa kemenangan saya untuk ikut merasakan indahnya berbagi dengan anak anak di Pulau Nias.

    ini dia para pemenangnya...
    Pada akhir bulan Oktober saya dan pemenang lainnya serta beberapa wartawan media diajak oleh team Wafer Tango untuk berangkat ke Nias. Cerita selanjutnya di next posting saja yaa... :)

    Di akhir bulan Oktober juga saya mendapat kejutan kalo tulisan yang diikutsertakan dalam blog kompetisi #PLNBersih ternyata menjadi salah satu pemenang. Yaa meski bukan pemenang pertama tapi Alhamdulilah bisa masuk kategori.

    Jadi yaa maaf saja kalo akhir akhir ini saya jarang BW ke blog teman2 karena sepulang dari Nias saya juga sakit. Alhamdulilah sekarang sudah baikan dan mulai menggeliat lagi semangat nulisnya. Semoga PR nulis cerita memorable trip ke Nias bisa segera hadir.

    Happy Friday All...:)



    Rabu, 06 November 2013

    Notebook Tipis Bikin Emak Bahagia

    Menjadi seorang ibu bekerja adalah suatu pilihan dimana sudah menjadi suatu resiko yang harus diambil yaitu meninggalkan anak di rumah. Setelah menikah dan punya anak, kondisi seperti seperti itu awalnya sulit sekali buat saya. Tapi seiring berjalannya waktu Alhamdulilah semua bisa berjalan lancar dan Insya Allah bisa seimbang.

    Bicara tentang pekerjaan rasanya gak akan ada habisnya yaa... Jika dalam satu hari ada 25 jam mungkin seseorang juga akan bekerja selama itu. Tapi buat saya pribadi telah berkomitmen bahwa sebisa mungkin untuk tidak membawa pekerjaan kantor ke rumah. Diusahakan banget pekerjaan kantor harus diselesaikan di kantor. Kalau sudah sampai rumah, saatnya saya melakukan pekerjaan rumah dan bercengkerama dengan keluarga.

    Iyaa idelanya memang begitu. Tapi...terkadang saya terpaksa harus membawa pekerjaan kantor ke rumah. Biasanya itu terkait dengan laporan bulanan yang harus selesai tepat waktu. Kalau sudah begini saya suka membawa notebook kantor untuk dibawa pulang ke rumah dan mengerjakan pekerjaan di rumah.

    Kendala terbesar kalau saya membawa notebook kantor adalah beratnya si notebook itu. Maklum lah kantor kami masih menggunakan notebook konvensional yang lumayan berat. Seandanya saja nih, di kantor sudah menggunakan notebook tipis seperti Acer Aspire E1-432 pasti saya gak akan kewalahan membawanya. 

    Acer Aspire E1-432 ini mempunyai dimensi yang 30% lebih tipis dari notebook konvensional dan sudah pasti sangat ringan dan ringkas.  Sangat praktis jika dibawa kemana mana. Mau kerja di kantor atau kerja di rumah, hayuk aja deh... 


    Meski tipis, Acer Aspire E1-432 juga canggih banget karena didukung performa Intel® Processor di dalamnya. Processor Intel yang digunakan juga gak tanggung tanggung yaitu Intel 4th Gen terbaru atau lebih dikenal dengan kode nama Haswell. Notebook keren nan tipis ini sengaja dipersenjatai oleh Acer dengan prosesor Intel® Dual Core Celeron® Processor 2955U yang memiliki dua buah inti (dual core) dan berjalan pada kecepatan 1.40 GHz. Woow banget yaa.. :)

    Processor canggih inilah yang menjadi keunggulan Acer Aspire E1-432 karena dapat bekerja secara efisien dengan TDP hanya 15 watt saja. Ditambah lagi dengan kombinasikan baterai 4-cell (2500mAh) yang digunakan membuat daya tahan baterai Acer Aspire E1-432 dipastikan akan menjadi jauh lebih maksimal.

    Keunggulan yang kedua yaitu prosesor Intel Celeron 2955U ini sudah terintegrasi dengan Intel HD graphics terbaru dengan peningkatan kinerja yang signifikan dibanding dengan Intel HD graphics sebelumnya.

    Sebelum lanjut bercerita, pengin tahu deh gimana penampakan si tipis ini. Lihat nih betapa kerennya :)
    ASpire E1-432 Silver (1)
    Ini dia si tipis yang gak bikin berat

    Dilanjut aja yuk... Performa yang ditawarkan Acer Aspire E1-432 menggunakan Intel Celeron 2955U ini mampu meningkatkan performa yang signifikan dibandingkan kedua penerusnya seperti Intel Celeron 877 dan Celeron 1007. Dengan TDP yang berjalan lebih rendah, rasio performance per watt yang ditawarkan prosesor ini benar benar luar biasa.

    Bicara tentang Intel HD Graphics, meski Acer Aspire E1-432 menggunakan komponen yang sama seperti kedua generasi prosesor Intel Celeron sebelumnya, ternyata Intel HD Graphics yang tertanam didalam Acer Aspire E1-432 menghasilkan performa yang jauh lebih baik. Ini karena prosesor tersebut berbasis Haswell. Hmm.. makin wow banget ya? :)

    Eh kayanya dari tadi kita bicara tentang TDP, sebenarnya apa sih TDP itu? TDP adalah Thermal Design Power adalah besaran maksimal dari panas yang dilepaskan CPU tanpa merusak komponen di dalamnya. Biasanya TDP tidak menggambarkan daya maksimal yang dibutuhkan saat CPU dalam keadaan full load. TDP hanya dapat menjadi acuan daya yang dibutuhkan dengan load CPU dalam kondisi normal, dari load aplikasi yang sehari-hari digunakan.
    (sumber dari sini)

    Kembali lagi ke performa Acer Aspire E1-432, ternyata nih selain tipis, ringan dan didukung performa Intel® Processor di dalamnya ternyata mempunyai daya tahan baterai yang oke banget yaitu dibuktikan dengan pengujian secara non stop. Dan hasilnya adalah Acer Aspire E1-432 mampu bertahan 6 jam untuk memutar konten multimedia dan 3-4 jam untuk main game.

    Sepertinya yang terakhir ini adalah kabar baik dan paling mengasyikan karena di rumah kami suka main game di netobook. Biasanya kalo sudah main game, Ayah dan Samara sampai lupa waktu saking asyiknya. Jadi meski hari libur dan gak kemana mana kami biasa menghabiskan waktu di rumah dengan main game sambil tertawa bersama. Kalau sudah begitu rasanya hilang sudah kepenatan dan priceless banget melihat keduanya bermain. 

    Rasanya impian untuk mempunyai Acer Aspire E1-432 makin kuat deh karena selain sangat mendukung pekerjaan dan untuk urusan main game juga oke banget. Gak bakal khawatir kalau sedang asyik main game trus tiba tiba notebook mati karena kehabisan baterai.

    Jadi selain untuk kerja di kantor, sudah pasti Acer Aspire E1-432 juga bisa benar benar diandalkan untuk mendukung kegiatan ngeblog saya di rumah. Makanya benar banget kalau si tipis Acer Aspire E1-432 bikin emak emak seperti saya bahagia. Dan satu point penting lagi harganya itu loh gak bikin dompet tipis. Jadi tetap bisa lirik lirik beli sepatu dan tas :)  
    Oiya untuk warnanya Acer Aspire E1-432 juga punya 2 pilihan warna yang elegan yaitu silver dan black. Beneran deh.. Jadi pengin banget tampil keren dengan notebook slim yang paling tipis di kelasnya. 

    Kece banget yaaa.... :)

    E1-432


    “Tulisan ini diikutsertakan dalam event “30 Hari Blog Challenge, Bikin Notebook 30% Lebih Tipis” yang diselenggarakan oleh Komunitas Emak Blogger (KEB) dan Acer Indonesia.”