Pages

Senin, 25 November 2013

Memorable Trip Nias Hand in Hand #Day 2

Setelah ngendon sekian lama di draft akhirnya tersentuh juga tulisan ini. Meski sangat terlambat tapi saya harus menuntaskan cerita perjalanan kemanusiaan di Pulau Nias. 

Hari pertama yang sukses ditutup dengan pesta duren, akhirnya malam itu kami bobo cantik di Wisma Soliga. Bangun pagi, bersiap siap lanjut menikmati sarapan dan tak lupa explore hotel sekitarnya.
Yeaayy i'm ready...
Jam 8 siap memulai aktivitas hari ini dengan agenda pertama yaitu mengunjungi Puskemas Desa (Puskesdes) dusun IV, Banua Gea. Dengan menempuh perjalanan sekitar 2 jam kami tiba di tempat. Oiya dari awal pihak panitia menghimbau untuk menggunakan sepatu keds karena medan yang akan ditempuh hari ini lumayan berliku. 

Katanya untuk menuju ke Puskesdes kami harus berjalan kaki karena mobil tidak bisa masuk ke dusun tersebut. Tapi...alhamdulilah ketika kami datang, jalanan sudah bagus, kami hanya jalan kaki sekitar 10 menit saja. Itu menandakan sudah adanya perbaikan sarana dan prasarana bagi masyarakat setempat untuk mempermudah aktivitas mereka.
Puskesdes yang sangat membantu warga
Puskesdes itu lokasinya benar benar terpencil jauh dari mana mana. Menurut penuturan salah satu warga, sebelum adanya Puskedes jika akan berobat ke Puskesmas maka harus menempuh perjalanan sekitar 2 jam perjalanan. Ya Allah..kebayang kan? Udah sakit harus jalan jauh pula untuk berobat. Mending perginya naik motor atau mobil, ini jalan kaki loh... :(

Kegiatan seperti imunisasi kerap dilakukan oleh team medis di Puskesdes ini. Bersyukur team medis selalu rutin mendatangi Puskesdes sehingga warga tak segan lagi untuk berobat disana. 

Ketika kami datang sedang dilakukan jadwal imunisasi, jadi banyak sekali ibu yang menggendong balitanya untuk diberikan imunisasi.
Kegiatan di Puskesdes
Kalo boleh jujur nih..saya terharu banget melihat anak anak kecil yang kurang mendapat perhatian kesehatannya. Beberapa anak terlihat badannya kurang sehat dan ketika saya bertanya kepada ibunya, dijawablah : "maklumlah bu.. anak saya banyak jadi gak bisa memperhatikan satu persatu anak". Saya dibuat kaget oleh jawaban si ibu ketika ditanya berapa anaknya? Dia menjawab 5 orang dan ketika saya tanya berapa usia ibu? Dijawab 25 tahun dan anak sulungnya berusia 6 tahun. Gubraaakk... jadi si ibu ini tiap tahun melahirkan anak *speechless*. Trus kapan dong si ibu bisa sedikit leha leha menikmati "me time"? Kalo menurut saya sih boleh saja mempunyai anak banyak tapi kalo bisa mbokya diberi jarak kehamilan. Hmmm...sepertinya edukasi tentang pentingnya keluarga berencana harus digalakan di sini.

Tapi di sisi lain saya melihat perjuangan team medis untuk memberikan pengetahuan kepada ibu ibu patut diacungkan jempol. Mereka mengedukasi pentingnya pemberian ASI pada bayi hingga berusia 2 tahun. Jadi tak heran beberapa bayi terlihat sehat.


Sekitar 1 jam kami disana dan sebelum pulang kami berfoto bersama dulu :)
Foto milik mas Iwok :)
Kunjungan kedua masih di desa Banua Gea tetapi beda dusun dan inilah puncak dari seluruh acara yaitu kami akan berbagi dan menghibur warga dusun 1-3 yang merupakan desa adopsi Tango. Acara tersebut bertajuk "Kamis Ceria bersama Tango dan OBI". 

Ketika kami tiba disana para warga dusun sudah berkumpul di rumah Bapak Kepala Desa Banua Gea dan siap bersenang senang. Kegiatan pertama sebagai ice breaking adalah menyanyi bersama dipandu oleh Bu Fasti yang merupakan istri dari Pak Bike dari OBI. Bu Fasti ini salah satu "motor" yang banyak memberi edukasi warga dusun. Selain Bu fasti ada juga permainan yang dipandu oleh Joni dari team OBI.
Ekspresi bahagia warga dusun
Setelah suasana mencair kami membagikan beberapa buku hasil sumbangan teman teman dalam program #HandinHand. Sebelum menerima buku ada pertanyaan yang harus dijawab dulu oleh adik adik etapiii...beberapa pertanyaan justru dijawab oleh ibunya :)
Pembagian buku
Lanjut acara berikutnya yaitu pembacaan buku oleh mas Iwok yang mengambil cerita Sepatu Idaman dari serial Sepatu Dahlan. Iyaa..mas Iwok adalah pengarang buku tersebut, jadi surprise banget yaa mendenger cerita langsung dari pengarangnya.
Ayooo dengar cerita
Cerita Sepatu Dahlan sangat inspiratif mengajarkan anak anak untuk rajin belajar dan teruslah berusaha mewujudkan mimpi menjadi orang besar. Saat membaca buku bersama, anak anak terlihat serius memperhatikan. Semoga saja cerita inspiratif itu membekas di hati dan mereka berusaha untuk mengejar mimpinya.

Usai membaca buku kami bagi bagi lagi dan kali ini membagi beberapa mainan yang sudah dibawa. Senang bercampur haru melihat meraka menerimanya. Mainan itu sangat berarti buat mereka bahkan mereka memeluk erat seolah enggan dilepaskan.
Ini mainanku....

Ada sedikit kericuhan saat pembagian mainan karena ada beberapa anak yang bukan berasal dari dusun binaan Tango Peduli ternyata masuk dan meminta mainannya sehingga anak warga dusun ada yang tidak kebagian. Tapi alhamdulilah karena mainan dan buku yang kami bawa banyak akhirnya semua mendapatkan. Ruangan saat itu benar benar penuh sesak hingga oksigen terasa kurang sekali. Hal ini mengakibatkan salah seorang ibu hamil ada yang hampir pingsan, hikss...

Matahari sudah tepat di atas kepala dan perut sudah teriak minta diisi, saatnya kami santap siang bersama para warga. Ibu ibu warga dusun 1-3 memasak untuk kegiatan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dengan menu ayam goreng, lele bumbu kuning dan sayur sawi yang semua bahannya diambil dari kebun dan ternak meraka.
Mari makan...
Makan siang kali ini menunya sangat sederhana tapi...beneran deh lele bumbu kuning dan sambalnya juaraaaa banget. Kami semua sampai nambah lelenya. Slurrrpphh banget dan rasanya bener bener nampol di lidah :
Menu sederhana tapi rasanya nampol di lidah

Urusan perut selesai, kami pamit kepada pak Kepala Desa untuk melanjutkan perjalanan berikutnya. Senang rasanya sudah berbagi bersama warga dan membuat mereka tersenyum gembira. Semoga suatu saat kami bisa bertemu lagi dan melihat mereka dengan keadaan lebih baik.

Siang itu matahari sangat gencar memancarkan sinarnya dan kami berjalan menuju rumah Oprianus Gea. Siapakah Oprianus Gea itu? Nanti saya kasih bocorannya yaa.. :) Sekarang saya mau cerita perjalananan menuju kesana. dimana kami harus tracking kurang lebih sekitar 1 km melewati sawah, menyeberang jembatan di atas sungai dan melintasi hutan.
Tracking seruuu...
Jadi yaa ceritanya jalan menuju rumah Oprianus ini awalnya tanah biasa dan berbatu tapi sejak ditemukan rumah Oprianus keadaan jalan menjadi lebih baik yaitu sudah dilapisi aspal selebar 1 meter hingga bisa dilalui kendaraan sepeda motor.

Hamparan sawah nan hijau menemani perjalanan kami. Itu yang membuat kami merasa senang dan melupakan rasa capek yang luar biasa.
Sawah nan ijo royo royo
Nyiur melambai...
Setuju kan kalo melihat yang beginian mata jadi seger? :)

Oke sekarang kita kenalan dengan Oprianus Gea. Dia adalah salah satu anak kurang beruntung yang harus tinggal bersama kedua orangtua dan 4 orang saudaranya di rumah kecil berukuran 2x2 meter. Iya hanya 2 x 2 meter saja...
Rumah asli yang tetap dipertahankan
Bayangkan bagaimana keadaannya? Rumah kecil yang jika diukur dengan kamar tidur kita ukurannya jauh lebih kecil itu harus dihuni oleh 7 orang. Di dalam rumah tak ada ventilasi apalagi perabotan rumah tangga, yang ada hanya 1 buah dipan untuk mereka gunakan tidur bersama. Mereka hidup dalam himpitan kemiskinan dan ketidaklayakan tempat tinggal selama bertahun tahun. Ya Rabb...saya benar benar miris melihatnya. 

Mungkin sangat sulit dipercaya jika saya tidak melihat sendiri, hanya mendengar cerita saja tapi kali ini saya benar benar percaya kalau di negara kita yang kaya raya ada satu keluarga dengan keadaan sangat memprihatinkan. Helloow... apa kabar para koruptor yang punya rumah lebih dari satu? 

Alhamdulilah sekarang keadaan rumah Oprianus jauh lebih baik sejak ditangani oleh team Tango dan OBI. Rumah mereka direnov menjadi lebih besar, lantai sudah disemen, ada jendela sebagai ventilasi dan dibuatkan dapur sehingga layak untuk dihuni. Untung masih ada orang yang peduli dengan nasib orang kecil dan bekerja tanpa pamrih menolong sesama. Benar benar sepak terjang Tango Peduli dan team OBI patut diacungkan jempol.

Beginilah keadaan rumahnya sekarang, cukup layak untuk dihuni? Iyaa meski masih ada kekurangan disana sini tapi bersyukur sudah ada perbaikan. Dari segi kesehatan juga sudah masuk dalam kategori layak huni.
Rumah yang sudah layak huni
Selama kurang lebih 45 menit kami berada di sana, bermain, menghibur dan bagi bagi mainan untuk Oprianus beserta teman temannya. Tak lupa kami membawa bingkisan wafer Tango yang renyah, nyam...nyam..
Say cheese...
Hari menjelang sore hari, kami pamitan dengan tuan rumah dan melanjutkan perjalanan untuk refreshing sejenak di pantai Fofola. 

Dalam perjalanan pulang dari rumah Oprianus saya berpikir betapa beruntungnya saya atas keadaan yang telah Allah titipkan pada kami sekeluarga. Bisa memiliki rumah yang layak huni, kendaraan yang bisa mengantar saya kemanapun saya pergi, sandang pangan yang cukup, kesehatan dan pendidikan Samara yang Insya Allah adalah yang terbaik menurut kami dan kenikmatan kenikmatan lain yang tidak bisa diperoleh Oprianus sekeluarga. 

Terima kasih ya Rabb atas segala nikmat yang telah Engkau berikan pada kami. Dan maafkan kami .. yang selama ini masih menuntut, selalu merasa kurang dan terkadang lupa bersyukur padaMu.. 

Hari itu emosi saya benar benar terkuras melihat keadaan orang orang yang kurang beruntung, terhimpit kemiskinan. Mari kita bersyukur dan selalu bersyukur atas nikmat Allah yang tak terhingga. 


Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? (QS, Ar Rahman)
 
To be continued... karena saya gak bisa membendung air mata ini yang sukses mengalir.

18 komentar:

  1. senengnya mbaak, bisa berbagi sama anak anak itu
    melihat senyum dan kebahagiaan mereka

    BalasHapus
  2. Seru yah makk.. seneng liat anak2 itu senyum :)

    BalasHapus
  3. gue bisa ngerasain maak..sedihnya liat kenyataan didepan mata kayak gitu..:,(
    Alhamdulillah masih banyak yang peduli ya seperti Tanggo dan Obi ini..Dan gue salut, dirimu menjadi salah satu orang yang ikut berbagi kebahagiaan disana.. ;)))

    BalasHapus
  4. Luar biasa, ya, bisa menyaksikan langsung. Dan luar biasa banget rumah kelg Oprianus Gea udah diperbaiki sekarang. Inget banget pas kami ke sana, salah satu media bilang "gue kirain ini projek bikin MCK, ga taunya rumah" :((

    BalasHapus
  5. @ mba Lidya, iyaa senang melihat senyum mereka saat menerima buku dan mainannya. Priceless banget deh :)

    BalasHapus
  6. @ Elsa, seneng bgt..priceless banget :)

    @ Yeye, seru campur haru melihat anak2 kurang beruntung itu mak...

    BalasHapus
  7. @ Desi, yupp beruntung masih ada orang yang peduli dg sesama.
    Alhamdulilah aku bisa jadi bagian dari mereka untuk bisa berbagi.. Makasih ya mak :)

    BalasHapus
  8. @ Lita, MCK? oh noooo.... sedih banget dengernya ya :(
    Ya mungkin sebagian orang ukuran ruangan 2x2 itu biasanya untuk MCK.
    Makanya aku bener bener miris melihat rumah awalnya tapi sekarang sudah berubah dan layak huni... Ah.. senangnya :)

    BalasHapus
  9. Kemarin habis dari makassar sama kang Iwok. Kang Iwok sempet cerita juga trip ke niasnya mbak

    BalasHapus
  10. paling menyetuh hati gw pas lihat foto anak kecil yg lg meluk mainannya

    BalasHapus
  11. @ mba Ika, wah mas Iwok cerita yaa tentang perjalanan ke Nias? Mungkin mas Iwok berpendapat sama dg saya kalo perjalanan ini bener2 memorable :)

    BalasHapus
  12. @ Nike, samaa.. aku pun sampai terharu banget melihat dia..

    BalasHapus
  13. huhuhu.. baru sempet mampir kesini ternyata ketinggalan banyak cerita seru ya maaak.... bikin terharu ceritanya, yang paling bikin betah kalau ke daerah itu pemandangannya yaa

    BalasHapus
  14. Yaniiiii...
    pastinya perjalanan inih bakalan jadi pengalaman yang tak terlupakan yah yan...

    Aku aja bacanya sampe gak sanggup berkata kata lhooo...
    terutama tentang Oprianus yang harus tinggal sempit sempitan bertujuh di rumah ukuran mini begituuuuuh...

    ditunggu lanjutannyaaaaaa....

    BalasHapus
  15. Sedikit miris pas baca soal ibu yang punya 5 anak itu T_T Emang udah saatnya kali yaa, ada pengenalan soal KB lagi..

    Semoga makin banyak juga yang bantu anak2 itu setelah baca ceritamu ini ya Yan.. Aamiiiin..

    BalasHapus
  16. senang yah, gak cuma jalan2 menikmati pemandangan nias tapi juga melakukan sesuatu untuk penduduk setempat.

    smoga makin banyak yg tergerak untuk membantu anak2 di nias

    BalasHapus

Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk berkomentar :)