Pages

Selasa, 13 November 2012

Ketika Allah Berkehendak

Memiliki anak adalah dambaan bagi setiap pasangan yang telah menikah. Alasan sederhana dalam sebuah pernikahan selain menyempurnakan sebagian iman adalah mempunyai keturunan.

Beruntung pasutri yang begitu kelar acara resepsi langsung diberi kepercayaan oleh Allah untuk menjadi orang tua tapi tak sedikit pasutri yang harus menunggu kehadiran sang buah hingga bertahun tahun lamanya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui mana yang terbaik bagi hamba-Nya.

Tengok saja di sekitar kita pasti banyak sekali permasalahan pasutri yang ingin memiliki anak, ada yang menempuh cara bayi tabung, metode inseminasi, pijat refleksi dan lain lain. Disini saya gak akan bahas tentang bagaimana cara mendapatkan keturunan, yang saya mau share adalah cerita kakak saya dan sahabat saya.

Kakak semata wayang saya menikah pada tahun 2005, empat bulan setelah menikah istrinya hamil. Kabar kehamilan cucu pertama dari pihak keluarga kami dan keluarga kakak ipar tentu saja disambut gembira oleh kami semua. Bulan demi bulan dilewati, saya selalu bertanya kepada kakak ipar bagaimana kondisi calon keponakan saya. Alhamdulilah semua baik baik saja.

Menginjak usia kandungan 9 bulan dimana saat itu bulan Syawal, tradisi kalo lebaran Idul Fitri itu adalah mudik begitu juga DSOg yang menangani kakak ipar saya, beliau mudik ke Solo (kalo gak salah). Tibalah saatnya untuk periksa rutin 2 mingguan (karena sudah mendekati HPL *Hari Perkiraan Lahir* pasti kontrolnya udah 2 mingguan dan dilanjutkan kontrol 1 minggu sekali).

Malam itu kakak ipar saya kontrol dan kabar buruk pun kami terima bahwa janin yang ada di kandungan sudah tidak bernyawa, sudah tak ada lagi detak jantungnya. Innalilahi waaina illahi rojiuun...saya yang saat itu dikabari via telp karena saya sudah kembali ke Jakarta untuk bekerja jadi lemas seketika. Ya Rabb...berikanlah mukjizat-Mu... Kami sangat menanti hadirnya malaikat kecil itu.

Saya terus berdoa dan berdoa demi mengharap mukjizat itu tapi memang Allah berkehendak lain. Malam itu kakak ipar saya disuruh pulang untuk beristirahat dan mempersiapkan energi untuk persalinan besok. Kebayang bagaimana perasaan kakak ipar saya saat itu? Sudah pasti sedih banget. Saya bertanya kenapa gak malam itu juga bayinya dikeluarin? Kata DSOg nya karena sudah malam persiapannya kurang matang, maklum RS nya termasuk RS kecil yang berada di kota kecil Tegal. Akhirnya malam itu kakak ipar saya pulang dan istirahat di rumah.

Sepanjang malam kakak ipar saya stress banget, ibunya dan mamaku menemaninya untuk memberikan penguatan hati. Kata mamaku, si kakak ipar sampai bilang begini : "Mending aku gak usah melahirkan aja Ma...biar aku bisa selalu bersama anakku."
Ya Rabb...siapa yang gak trenyuh mendengar kata kata itu? Dan malam itu menjadi malam terpanjang bagi kami. Saya yang di Jakarta juga ikutan gak bisa tidur.

Keesokan harinya jam 6 pagi kakak ipar masuk RS dan bersiap siap untuk persalinan. Jam 7 dokter yang memeriksa mengatakan akan dilakukan persalinan secara normal. Kakak ipar disuntik biar mules, selang beberapa saat (kurang dari 1 jam) mulesnya makin terasa dan Subhanallah tepat pukul 8.10 bayi perempuan cantik lahir dengan persalinan normal tapiii...bayi tersebut sudah tak bernyawa.

Jujur saya gak habis pikir kok bisa ya bayi yang sudah tak bernyawa itu keluar secara normal? Kan gak ada dorongan dari si bayi tersebut? Allahu Alam...semua ini terjadi diluar kekuasaan manuasia, hanya Allah lah yang membantu saat itu dan Allah pula yang memberi jalan kemudahan. Maha Besar Allah dengan segala kuasa-Nya.

Bayi perempuan yang kemudian diberi nama Amorita Anya Pares dikebumikan di makam keluarga besar mama. Kata mamaku, saat itu papa Anya alias kakakku tidak mau melihat anaknya karena gak tega dan sedih yang sangat mendalam, tapi mamaku membujuk dan berusaha membesarkan hati kakakku, akhirnya dia mau melihat anaknya untuk yang pertama dan kalinya. Subhanallah...air mata saya tumpah saat menulis kalimat terakhir ini :(

Saya sebagai tantenya tidak pernah melihat sekalipun wajah cantik kakak Anya. Yang saya dengar ceritanya dari mama bahwa Anya itu berkulit putih, hidung mancung (sama seperti kakak saya) dan berambut ikal. Tak ada satu pun dari kami yang mengabadikan foto kakak Anya. GAK TEGA....

Biarlah kakak Anya beristirahat dengan tenang di sisi Allah dan Insya Allah kakak Anya akan menjadi malaikat kecil penolong mama papanya kelak. Amin...

Selang beberapa tahun kemudian, pada tanggal 19 Oktober 2011 tepat di hari ulang tahun Ompung Samara lahirlah kakak Atha yang merupakan anak kedua kakak saya. Alhamdulilah ya Rabb Engkau telah berikan pengganti kakak Anya.

Lain lagi cerita sahabat saya, kemarin pagi saya mendapat berita duka bahwa anak sahabat saya meninggal dunia di usia 4 hari. Si anak lelaki kecil itu dilahirkan pada usia kandungan 36 minggu karena kondisi air ketuban yang habis. Sahabat saya melahirkan secara SC hari Kamis malam, padahal hari Rabu dia sempat main ke Plaza Senayan melihat Jakarta Fashion Week bareng saya dan saya masih bertanya keadaan si janin, dijawabnya baik baik saja. Ternyata Kamis malam ketika teman kontrol ke dokter dikatakan air ketuban habis dan bayi harus segera dikeluarkan. Maka malam itu juga dilakukan persalinan SC

Saya sempat melihat wajah lucunya yang dikirim teman lewat WhatsApp dimana si kecil masih terbaring lemah di inkubator. Sedih sekali saya melihatnya apalagi teman saya juga mengirim video rekaman ketika baby A (nama anaknya) menangis. Dalam hati saya berdoa semoga baby A diberi kekuatan untuk bertahan hidup.

Tetapi Allah rupanya lebih sayang pada baby A, Senin pagi sekitar jam 7 baby A terserang sesak nafas tak lama kemudian menghembuskan nafas terakhirnya. Semoga baby A tenang beristirahat di surga dan sahabat saya diberi kekuatan serta kesabaran dalam menghadapi ini semua. Amin...

Bahwa Sesungguhnya jika Allah Berkehendak maka semua akan terjadi... Kun Fa Yaa Kun...
Dan Allah Maha Mengetahui yang terbaik bagi hamba-Nya.

16 komentar:

  1. skenario Allah memang terbaik.. Al fatihah utk kk Anya

    BalasHapus
  2. semua emang akan terjadi pada waktu Nya ya.. bukan pada waktu kita... :)

    BalasHapus
  3. @ Mba Chi, iya benar...terima kasih atas doa Al Fathihah nya.


    @ Arman, betul sekali Man, ini merupakan rahasia Illahi.

    BalasHapus
  4. @ mba Lidya, benar...tak ada yang bisa melawan kuasa-Nya

    @ Novi, iya...aku pun sampai meneteskan air mata waktu nulisnya :(

    BalasHapus
  5. aduuhh jadi mau nangis ini bacanya..smoga malaikat2 kecil itu tenang di sisiNya..amin..hiks..

    BalasHapus
  6. Desi, amin..terima kasih atas doanya

    BalasHapus
  7. hiks.. hiks.. mewek aku bacanya..
    semoga kedua malaikat kecil itu tenang disisi Tuhan dan kedua orang tuanya selalu diberi kekuatan :'(

    BalasHapus
  8. Allah Maha Mengetahui yang terbaik bagi umat-Nya, Yan. Walau kadang kita saat ini berat menerimanya, pasti sebenarnya selalu ada hikmah yang tersembunyi.

    BalasHapus
  9. Horrray...bisa komen di sini.
    Biasanya gw gak bisa komen lho kalo di sini.
    Maapkeun kalo nambah komen #gak penting

    BalasHapus
  10. @ Nike, amin...thanks atas doanya.

    @ Indah, iya bener bgt Ndah.. btw thanks ya udah komen di sindang, hihihi

    BalasHapus
  11. Ah Yani, jadi sedih gw..
    Setau gw kalo keguguran di dalem emang mesti lahiran normal, soalnya si janin ud cukup umur.
    Insya Alloh ada hikmahnya, ya.. :')

    BalasHapus
  12. Kalau Allah berkendak, laut pun akan terasa manis dalam sesaat.
    Kuasa Allah di atas segalanya
    Subhanallah

    salam kenal

    BalasHapus
  13. @ Della, gw aja nulisnya sambil mewek..hiks
    eh, emang gitu ya kalo keguguran?

    @ Pelancongnekad, betul sekali mas..
    thanks ya atas kunjungannya :)

    BalasHapus

Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk berkomentar :)