Lanjutin cerita yang kemarin yaa.. Alhamdulillah impian jalan jalan ke kota favorit masa kecil tercapai sudah. Dan pada malam harinya gak ada acara lagi selain mamam cantik alias wisata kuliner. Tujuan kali ini adalah Lontong Orari di jalan Simpang Sungai Mesa No 12 Seberang Masjid. Konon kabarnya Lontong Orari ini endues banget.
Malam itu saya pesan setengah porsi karena saya baca beberapa review kalau Lontong Orari ini porsinya jumbo. Yupp kaya gini penampakannya. Look yummy...
Malam itu saya pesan setengah porsi karena saya baca beberapa review kalau Lontong Orari ini porsinya jumbo. Yupp kaya gini penampakannya. Look yummy...
Lontong Orari.. Delicious |
Gimana rasanya? Beneran endues surenduess.. Kuahnya gurih, lontongnya juga enak ditambah lauk ayam bumbu habang yang rasanya agak manis. Sejujurnya saya nyesel memilih lauk ayam, bukan ikan haruan. Karena di Banjarmasin yang terkenal itu ikan haruan/ikan gabus. Saya beneran lupa...padahal udah diwanti wanti sama teman kuliah kalo makan disitu lauknya ikan haruan. Hiksss..jadi pengin balik lagi, hihi.. #modus
Oiya pas kita makan disana ternyata ada team sepak bola yang sedang makan disana juga. Lihat lelaki berkaos merah di belakang saya?
Yupp.. Doi adalah BP alias Bambang Pamungkas, pesebak bola andalan Indonesia. Maafkeun saya yang rada norak ketemu BP, hihihi... Setelah kenyang makan lontong orari kami langsung kembali ke hotel.
Sabtu selepas subuh, bersiap siap menuju Pasar Terapung Lokbaintan. Jam 5.10 wita kami sudah duduk manis di atas klotok menyusuri Sungai Martapura. Kami menyewa klotok dari hotel dengan tarif Rp. 400.000.
Jadi yaa.. dahulu di Banjarmasin banyak bertebaran pasar terapung. Tapi karena berbagai sebab, sekarang tersisa 3 yaitu Pasar terapung Lokbaintan, Muara Kuin dan Taman Siring. Berdasarkan info yang kami dapat, pasar terapung Muara Kuin sekarang menyusut banget penjualnya. Masih mendingan Lokbaintan. Nah..akhirnya kami memutuskan utk ke Lokbaintan.
Untuk menuju Muara Kuin, tarif sewa klotok dari hotel seharga Rp. 350.000 karena emang jaraknya lebih dekat. Oiya untuk pasar terapung Taman Siring lokasinya di pusat kota, disana penjualnya saja yang berada di atas jukung. Para pembeli tetap berada di darat. Jadi macam pasar apung Lembang.
Bersyukur banget pagi itu saya bisa melihat matahari terbit. Masya Allah cantik sekali pemandangannya. Romantis.. #kalau kata saya sih, hehehe..
Lama kelamaan matahari meninggi dan muncul dengan sempurna. Masya Allah...
Jadi yaa.. dahulu di Banjarmasin banyak bertebaran pasar terapung. Tapi karena berbagai sebab, sekarang tersisa 3 yaitu Pasar terapung Lokbaintan, Muara Kuin dan Taman Siring. Berdasarkan info yang kami dapat, pasar terapung Muara Kuin sekarang menyusut banget penjualnya. Masih mendingan Lokbaintan. Nah..akhirnya kami memutuskan utk ke Lokbaintan.
Untuk menuju Muara Kuin, tarif sewa klotok dari hotel seharga Rp. 350.000 karena emang jaraknya lebih dekat. Oiya untuk pasar terapung Taman Siring lokasinya di pusat kota, disana penjualnya saja yang berada di atas jukung. Para pembeli tetap berada di darat. Jadi macam pasar apung Lembang.
Bersyukur banget pagi itu saya bisa melihat matahari terbit. Masya Allah cantik sekali pemandangannya. Romantis.. #kalau kata saya sih, hehehe..
Pagi yang romatis |
Semburat warna jingga memantulkan warna yang sama di atas permukaan air sungai Martapura.
Jembatan gantung |
Sunrise |
Aah..saya begitu menikmati proses terbitnya matahari pagi di atas sungai Martapura. Priceless banget...
Setelah menempuh perjalanan sekitar 1,5 jam sampailah di Pasar Terapung Lokbaintan. Terlihat banyak jukung (perahu dalam bahasa Banjar) lalu lalang yang dikemudikan oleh para penjual sambil menjajakan dagangannya. Loh...tapi kenapa cuma sedikit yang berdagang?
Setelah menempuh perjalanan sekitar 1,5 jam sampailah di Pasar Terapung Lokbaintan. Terlihat banyak jukung (perahu dalam bahasa Banjar) lalu lalang yang dikemudikan oleh para penjual sambil menjajakan dagangannya. Loh...tapi kenapa cuma sedikit yang berdagang?
Pegangan yang mayoritas kaum hawa itu dengan gesit mendayung jukungnya ke arah klotok kami.
Mereka menawarkan buah dan berbagai wadai (kue dalam bahasa Banjar). Pisang dijual seharga 10.000 untuk 3 sisir dan jeruk Banjar seharga 50.000/keranjang. Agak nyesal juga gak beli jeruk Banjar, hikss... Smoga kapan2 bisa kemari lagi dan beli jeruknya #modus lg, hihi..
Aneka wadai dan buah |
Dari atas klotok, saya sempat membeli nasi kuning dan wadai bingka. Hhhmm... Saya suka wadai bingka nya. Tapi untuk naskun Banjar, agak kurang cucok di lidah saya #liriktetangga
Transaksi.. (Courtesy of : Yeye) |
Setelah merasakan serunya bertransaksi di Pasar terapung dan melihat hiruk pikuk perdagangan di atas sungai, kami kembali ke hotel. Kalau boleh jujur nih, saya sedikit kecewa dengan Pasar Terapung Lokbaintan karena terbayang dalam pikiran saya adalah permukaan air sungai yang penuh sesak oleh puluhan jukung para pedagang.
Beneran deh..saat itu penjualnya cuma sedikit. Kenapa ya? Padahal ini merupakan hari pasar, atau mungkin sekarang emang suasananya gak seperti dulu lagi? Seperti yang saya lihat di iklan logo rc*i jadul? Rame banget pasarnya. Trus gimana dengan pasar terapung Muara Kuin yang katanya lebih sepi dari Lokbaintan? Aahh..entahlah
Akhirnya kami kembali ke hotel dan siap siap check out. Sebelum ninggalin hotel, ngintip dulu pemandangan dari balkon kamar kami. Kece euy...river view. Ada pemandangan orang yang sedang mancing.
Setelah urusan check out beres, kami menuju ke Kampung Sasirangan di jalan Seberang Masjid. Namanya juga pusat penjualan kain khas Banjar, udah pasti banyak toko berjejer menawarkan aneka motif kain sasirangan. Diantaranya yang paling besar adalah toko Irma Sasirangan. Harga kain sasirangan mulai Rp. 75.000 hingga ratusan ribu rupiah. Semua tergantung dari jenis bahan, motif dan cara pengerjaannya.
Beneran deh..saat itu penjualnya cuma sedikit. Kenapa ya? Padahal ini merupakan hari pasar, atau mungkin sekarang emang suasananya gak seperti dulu lagi? Seperti yang saya lihat di iklan logo rc*i jadul? Rame banget pasarnya. Trus gimana dengan pasar terapung Muara Kuin yang katanya lebih sepi dari Lokbaintan? Aahh..entahlah
Akhirnya kami kembali ke hotel dan siap siap check out. Sebelum ninggalin hotel, ngintip dulu pemandangan dari balkon kamar kami. Kece euy...river view. Ada pemandangan orang yang sedang mancing.
River view.. |
Kampung Sasirangan |
Lanjut tujuan berikutnya adalah mencicipi Soto Banjar Bang Amat yang ada di tepi sungai Martapura. Tepatnya di jalan Banua Anyar no 6 Banjarmasin. Oiya di dekat situ ada depot soto yang lain juga. Jadi jangan sampai salah masuk ya..
Seperti biasa, kalau makan soto Banjar pasti ditemani oleh sate ayam. Rasa soto Banjar bang Amat ini eunak banget, beda dengan Soto Banjar H Anang di Martapura. Satenya di sini juga juara banget. TOP deh pokoknya..
Urusan kuliner kelar, mari sekarang hunting oleh oleh. Kami mendapat referensi pusat oleh2 toko Andalas di jalan Perintis Kemerdekaan, Pasar Lama. Disana dijual berbagai makanan khas Kalimantan Selatan dari mulai Kue Lam, amplang, kuku macan, dodol Kandangan, wadai gapit, rabuk (abon) ikan haruan hingga miniatur jukung dan baju2 bercorak khas Kalimantan Selatan. Lumayan lengkap deh..
Sekitar pukul 3 wita check in ke hotel Tree Park. Leyeh leyeh bentar trus sore harinya kami hunting sunset di jembatan sungai Barito. Menempuh perjalanan sekitar 1,5 jam dari hotel dan di tengah perjalanan, kami sempet melihat indahnya langit jelang senja.
Sotonya Urang Banjat |
Urusan kuliner kelar, mari sekarang hunting oleh oleh. Kami mendapat referensi pusat oleh2 toko Andalas di jalan Perintis Kemerdekaan, Pasar Lama. Disana dijual berbagai makanan khas Kalimantan Selatan dari mulai Kue Lam, amplang, kuku macan, dodol Kandangan, wadai gapit, rabuk (abon) ikan haruan hingga miniatur jukung dan baju2 bercorak khas Kalimantan Selatan. Lumayan lengkap deh..
Sekitar pukul 3 wita check in ke hotel Tree Park. Leyeh leyeh bentar trus sore harinya kami hunting sunset di jembatan sungai Barito. Menempuh perjalanan sekitar 1,5 jam dari hotel dan di tengah perjalanan, kami sempet melihat indahnya langit jelang senja.
Lukisan senja di Banjarmasin |
Masya Allah... Luar biasa cantik langit sore itu. Alhamdulillah banget saya bisa melihat keindahan alam ciptaan-Nya.
Rencana tinggal rencana... Karena jalanan macet banget, kami gagal menikmati sunset di atas jembatan sungai Barito. Sampai di sana, mataharinya udah tenggelam dan berganti bulan. Ya sudah lah... Mari kita futu futu aja di jembatan Barito, hehehe..
Rencana tinggal rencana... Karena jalanan macet banget, kami gagal menikmati sunset di atas jembatan sungai Barito. Sampai di sana, mataharinya udah tenggelam dan berganti bulan. Ya sudah lah... Mari kita futu futu aja di jembatan Barito, hehehe..
Malam di jembatan Barito |
Karena terlambat dan hari sudah gelap, kami gak bisa explore di sana. So..balik lagi yuk ke Banjarmasin dan mari kita wisata kuliner lagi, hihihi....
...to be continue...
...to be continue...