Jakarta, 10 September 2013
Dear Samara...
4 tahun yang lalu
Allah titipkan kau di rahim Bunda
Kemana pun Bunda pergi, Bunda selalu membawamu
Apapun yang Bunda makan dan minum, jadi santapanmu juga
Senang dan sedih Bunda, jadi senang dan sedihmu juga
Saat kau berusia 3 bulan di dalam kandungan,
Bunda harus istirahat total untuk mempertahankanmu
Alhamdulilah semua baik baik saja..
Setiap malam secara bergantian Ayah dan Bunda selalu menceritakan dongeng.
Dan kau merespon dengan tendangan tendangan kecilmu. Subhanallah...
Semoga 9 bulan nan indah itu menjadi awal yang baik untukmu, Nak..
9 bulan berlalu
Kau yang mungil nan cantik telah Allah hadirkan ke dunia
Anugerah terindah bagi Ayah Bunda dan seluruh keluarga besar
Karena kau adalah cucu pertama baik dari keluarga Ayah maupun Bunda
Meski kau terlahir melalui persalinan operasi yang mengakibatkan tidak bisa menjalani IMD, tapi….
Tak apalah yang terpenting setelah itu kau mendapatkan apa yang sudah menjadi hakmu.
Raga kita telah terpisah
Namun kenyamananmu masih dalam dekapan Bunda
Dan tautan raga kita masih tetap terjalin
Makanan Bunda masih jadi satu-satunya sumber makananmu
ASI menjadi penghubung kita, Nak..
6 bulan berlalu..
Hanya ASI lah makananmu
Ketika Bunda harus kembali bekerja, Bunda selalu membawa pulang oleh oleh untukmu berupa ASI perah yang akan kau minum ketika besok Bunda bekerja.
Perjuangan demi perjuangan kita lewati sampai tiba masanya kau berhasil mencapai gelar S1 ASI Eksklusif.
ASI Bunda masih menjadi sumber makananmu
Tapi tidak lagi satu-satunya karena kau mulai mencicipi berbagai makanan MPASI
Ayah dan Bunda masih menggendongmu untuk melihat dunia
Tapi kau sudah mulai bergerak sendiri, merangkak sesukamu, berjalan dan berlari kemanapun kau mau.
Dan waktu terus berjalan hingga tak terasa 3 tahun sudah usiamu…
Menjelang usiamu 3 tahun Bunda harus rela melepas kau untuk lebih mandiri yaitu mengantarmu ke gerbang sekolah.
Selama 3 tahun ini Bunda merasakan kau telah tumbuh menjadi anak sehat, pintar dan ceria. Tapi, maafkan Bunda yang tidak bisa menemanimu sepanjang waktu karena pekerjaan. Bunda sangat sedih ketika suatu hari kau bercerita ingin seperti teman temanmu di sekolahnya yang diantar dan dijemput oleh ibunya. Ah.. air mata Bunda sampai mengalir tak terbendung mendengar permintaanmu, Nak..
Tapi....Alhamdulilah kau anak yang penuh pengertian, ketika Bunda jelaskan kalo Bunda harus bekerja maka kau bisa mengerti. Bunda berjanji meski tak bisa mengantar dan menjemputmu di sekolah setiap hari tapi doa Bunda akan selalu hadir dalam setiap kegiatanmu.
Anakku Samara...
Tak banyak yang bisa Bunda berikan padamu kecuali menuliskan perkembanganmu dari bulan ke bulan. Bunda lakukan itu sebagai wujud rasa cinta dan merupakan warisan kecil untukmu. Bunda berharap kelak kau bisa membaca sendiri tahap perkembangan yang telah Bunda rangkum setiap bulan.
Sungguh engkau telah banyak memberikan pelajaran bagi Ayah Bunda. Belajar untuk tidak egois, sabar, kuat dan berani. Kau juga yang menjadi alasan kuat bagi Ayah Bunda untuk selalu bekerja keras demi meraih dan memberikan yang terbaik untukmu.
Samara sayang...
Meski Bunda bukan seorang supermom tapi satu keinginan yang Insya Allah akan selalu Bunda pegang yaitu ingin menjadi Kamus Pertama Untukmu. Bunda berusaha menjadi orang pertama yang mengajarkanmu berbagai hal karena sesungguhnya letak pendidikan berada di tangan kami.
Doa Ayah Bunda semoga kau tumbuh menjadi anak sholehah yang lembut hatinya dan menjadi anak yang beruntung fii dunya wal akherat. Amin...
|
Samara Aqilla Nafisa... |
Note : Terima kasih mba Lies Hadi yang sudah memberikan kepercayaan kepada saya untuk memegang tongkat estafet project #DearDaughter Kumpulan Emak Blogger. Sungguh suatu kebahagiaan tersendiri menjadi salah satu emak yang berpartisipasi dalam project besar KEB meski saya harus menguras segala upaya untuk menyelesaikan tugas ini dalam tempo 1x24 jam :)
Dan akhirnya tongkat estafet ini saya berikan kepada Mak Rina Setyawati yang memiliki putri cantik bernama Kanaya. Monggo diterima tongkatnya ya mak Rina :)