Kami melintasi jalur selatan dengan melewati Banyumas, Purwokerto, Kebumen dan Purworejo. Alhamdulilah jalanan tergolong lancar, kami sempat berhenti di Kebumen untuk menunaikan sholat Jumat, istirahat sambil makan siang.
Setelah istirahat lanjut perjalanan, sempat hujan di daerah Butuh Purworejo tapi tak lama kemudian berhenti. Oiya di Butuh ini banyak sekali yang berjualan Dawet Ireng aka Cendol hitam, menurut wiki warna hitam pada cendol itu diperoleh dari abu bakar jerami. Sebenernya saya pengin mampir untuk nyobain tapi perut rasanya sudah cukup kenyang karena makan siang tadi. Ya sudah kami hanya melihat jejeran penjual dawet ireng saja.
Pukul 14.00 masuk Kulonprogo yaitu kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak paling barat. Begitu memasuki wilayah ini saya jadi makin deg degan *ealah...serasa kaya mau ketemu pacar aja ya* hehehe... Aura Djogja memang bikin saya ingin kembali dan kembali lagi *__*
Destinasi pertama adalah rumah Pakde di jalan Wijilan yang menjadi sentra gudeg jogja. Berhubung rumah pakde termasuk di pusat kota yang dekat Keraton, Malioboro dan Taman pintar maka saya memutuskan untuk ke Taman Pintar dulu. Meluncurlah saya, ayah dan Samara ke sana sementara Eyang dan Opung beristirahat di rumah Pakde.
Cukup menempuh perjalanan 5 menit saja kami sampai di Taman Pintar dan saat itu sudah pukul 15.50. Kami masuk ke gedung Oval untuk membeli tiket, sebelum membeli tiket saya bertanya dulu apakah masih bisa masuk atau tidak? Karena saya lihat di pengumumannya kalo taman pintar tutup jam 16.00 eternyata kami masih bisa masuk. HTM Rp. 15.000/orang, untuk anak usia di bawah 3 tahun gratis.
Gong Taman Pintar |
Gd Oval dan Memorabilia |
Samara di depan baju dan buku2 Pak SBY |
Di dalam gedung ini menampilkan berbagai peralatan peraga berbasis edukasi sains yang dikemas cukup bagus dan dapat diperagakan.
Ada beberapa peragaan Newton, kelistrikan, tata surya, nuklir dll
Segala rupa alat peraga dicobain oleh Samara
Yang menarik waktu Samara ikutan percobaan Van de Graaf. Dalam percobaan ini Samara harus memegang generator yang bentuknya seperti bola, tak lama kemudian rambutnya berdiri, hehehe..lucu deh. Lihatlah beberapa rambut Samara berdiri, tapi karena saat memegang generator itu seperti tersengat listrik alhasil Samara langsung berlari karena kaget *__*
Dalam gedung oval ini terdiri dari 3 lantai, tak cukup waktu hanya dengan 1 jam bisa puas mengelilingnya
Belum puas kami keliling, dengan amat sangat terpaksa kami menyudahi petualangan seru di gedung oval - kotak karena saat itu sudah menunjukan pukul 17.00 yang artinya taman pintar harus sudah ditutup.
Meski sedikit kecewa tapi begitu kami keluar gedung masih ada playground yang sukses bikin Samara gak mau pulang
Puas bermain di playground kami menuju rumah Pakde dengan naik becak bayar Rp 5.000 hehehe...murce banget ya? Tapi saya gak tega dengan membayar segitu akhirnya saya tambahin, itung itung tips buat si abang becaknya :)
Dari Wijilan kami meluncur ke Kotagede untuk mengunjungi Budhe (istri dari kakak pertama mama saya) yang usianya sudah 85 tahun. Udah sepuh banget ya...Tapi Budhe masih kuat berjalan dan badannya masih segar. Kami ngobrol sambil melepas kangen dan tak terasa sudah jam 19.20 akhirnya kami pamit karena sudah ditunggu oleh sepupu saya untuk makan malam di warung soto Kudus miliknya.
Dari Kotagede melaju ke jalan Janti Gedong Kuning, ehh...melewati kost kostan serta kampus saya dan otak ini langsung flashback ke tahun 1996. Yang bikin suasana makin "dalem" saat itu gerimis menemani perjalanan kami, huaaa...jadi inget sama postingan ini :)
Sampai di warung Soto Kudus yang berada tepat di depan Jogja Expo Center (JEC) kami langsung menyantap soto dan nasi pindang yang euanaak tenan. Hmmm...ini bukan promosi karena warung ini milik sepupu saya yaa...tapi emang enak banget sotonya. Apalagi makannya pas gerimis, duh..hangat2 enak deh pokoknya.
Maaf fotonya nge-blur :(
mba Ani si empunya warung |
Nasi pindang telur yang rasanya manis manis enak
Harga di warung soto ini cukup murah yaitu kisaran Rp. 6.000 - Rp 11.000 sajah. Murce bukan? :) Oiya Warung Soto Kudus ini buka dari jam 13.00 - 21.00 jadi kalo ada yang ke Djogja kebetulan melintasi Gedong Kuning, silahkan mampir dan mencicipi ^__^
Setelah kenyang dan puas ngobrol ngobrol kami pulang menuju ke daerah Wirobrajan tepatnya Nitiprayan ke rumah Abang Ucok (sepupu saya dari papa) untuk menginap disana.
Sampai rumah Abang Ucok jam 21.30 kami sudah amat sangat lelah, untung Samara sudah mandi di rumah budhe Kotagede, jadi begitu sampai Nitiprayan langsung zzz..zzz..zzz.
Kami sempat ngobrol ngobrol dulu dengan tuan rumah sampai akhirnya tengah malam baru tidur. Huffftt...capek sekali rasanya, badan udah mau rontok tapiii...rasa senang mengalahkan semuanya *__*
Hmmmm....tunggu kelanjutan cerita hari kedua kami di Djogja *__*
Note : Cerita kelanjutan nya bisa diintip dimari