Setiap orang tua pasti ingin memberikan pendidikan yang terbaik untuk anaknya. Dengan makin banyaknya sekolah bermunculan, itu makin membuat orang tua bingung. Jujur aja yaa.. Kebingungan saya sudah muncul sejak Juli tahun lalu, tepatnya saat Samara naik kelas Kindy B. Bingung...nantinya mau dimasukan ke SD seperti apa? Apakah SD konvensional, SD Islam terpadu atau SD alam?
Sejak bulan Oktober tahun lalu, kami telah survey ke beberapa SD dan pilihan pertama jatuh pada Madrasah Ibtidaiyah yang berbasis technology dan alam/natura terletak di Cimanggis Depok. Pendaftaran di MITN dilakukan pada awal November dan sit in selama seminggu di bulan December 2015. Trus hasilnya? Dari 95 anak yang ikut sit in, yang berhasil hanya 24 anak. Sepertinya belum rejeki Samara untuk belajar di MITN. Banyak pelajaran yang bisa diambil dari kegagalan itu. Diantaranya adalah anak merasakan bagaimana berkompetisi yang sehat dan pastinya Samara belum diijinkan untuk sekolah yang jauh dari rumah, hehehe..
Oke...lanjut pada pilihan kedua yaitu SD yang berbasis komunitas. Pendaftaran dimulai pada bulan Januari dan itu hanya dibuka 1 hari saja. Quotanya 12 anak. Wedew..sempet jiper juga mau daftar atau tidak? Yaa sudah dengan mengucap Bismillahirohmanirohim akhirnya kami mendaftar. Sengaja berangkat pagi dari rumah dan sampai sana sudah antrian ke 7.
Formulir pendaftaran IDR 500K dengan memperoleh 1 bundel form pendaftaran, sticker, alat tulis, buku "Character Building" dan mug. Begitu saya membuka form pendaftaran, ada 7 lembar kertas yang harus diisi. Dalam form itu ada sekitar 40 pertanyaan yang harus dijawab dan kami diberi waktu 1 minggu untuk mengisinya. Lumayan putar otak juga untuk menjawabnya. Hihi...
Mungkin ada yang bertanya, segitu banyaknya form, pertanyaannya apa aja sih? Sedikit information kalau pertanyaannya adalah seputar tumbuh kembang anak dari mulai dalam kandungan sampai sekarang. Kemudian visi dan misi orangtua terhadap pendidikan, motivasi ortu dalam menyekolahkan anak ke SD tsb, komitmen ortu jika anak di terima di SD tsb dan beberapa studi kasus. Agak njlimet? Hehehe... Ya gitu deh..
Saya berpikir bahwa pihak sekolah meminta informasi dengan detail agar bisa mengetahui tujuan, visi dan misi orangtua. Jika memang visi dan misinya sama, maka diharapkan ke depannya akan dapat bekerja sama dengan baik. Jadi memang yaa... Pengisian formulir itu merupakan screening awal yang dilakukan oleh sekolah untuk mengetahui sejauh mana peran orangtua nantinya. Bisa dikatakan kalau disini ortu lah yang dites.
Setelah pemberkasan masuk, maka seleksi awalpun dimulai. Kami harus menunggu sekitar seminggu (10 Feb). Alhamdulillah seleksi awal diterima dan setelah itu ada wawancara dengan orang tua (21 Feb). Hasilnya akan diumumkan pada tanggal 1 Maret. Deg degan? Udah pastilah.. Macam nunggu pengumuman UMPTN jaman sekolah dulu aja, hehehe..
Alhamdulillah.. Kami dinyatakan lulus Tes wawancara. Lanjut pembayaran uang masuk sekolah sampai tanggal 11 Maret. Setelah itu ada jadwal pertemuan pihak sekolah dengan ortu untuk pemaparan lesson plan sit in. Yupp...Setelah dinyatakan lulus wawancara sekarang giliran anak melakukan sit in selama satu minggu (18-22 April)
Sit in bertujuan untuk mengetahui kemandirian anak, sosialisasi, kreativitas, leadership dan melihat apakah anak sudah siap untuk memasuki gerbang pendidikan dasar. Tidak ada assessment berupa calistung dan hafalan surat Al Quran. Meski sekolah ini adalah sekolah Islam berbasis komunitas tapi anak tidak di-asses dalam bacaan Al Quran nya. Menurut pihak sekolah, untuk hafalan dan doa sehari hari nanti akan mengalir sendiri saat berlangsungnya kegiatan belajar.
Tanggal 3 Mei keluar pengumuman hasil sit in dan Alhamdulillah Samara diterima. Sujud syukur banget bisa masuk di sekolah ini, mengingat quotanya sangat sedikit. Mungkin inilah rejeki Samara. Pasti Allah akan berikan sekolah yang terbaik untuk Samara. Dan inilah jawabannya, meski kami harus melewati perjalanan yang cukup panjang. Semoga Samara mampu dan enjoy dalam menuntut ilmu selama 6 tahun ke depan. Dan pastinya kami sebagai orang tua harus siap bekerja keras untuk belajar lagi, mengikuti ritme pendidikan anak dan bekerja sama dengan pihak sekolah.
Dear Samara, welcome to elementary school..
Oke...lanjut pada pilihan kedua yaitu SD yang berbasis komunitas. Pendaftaran dimulai pada bulan Januari dan itu hanya dibuka 1 hari saja. Quotanya 12 anak. Wedew..sempet jiper juga mau daftar atau tidak? Yaa sudah dengan mengucap Bismillahirohmanirohim akhirnya kami mendaftar. Sengaja berangkat pagi dari rumah dan sampai sana sudah antrian ke 7.
Formulir pendaftaran IDR 500K dengan memperoleh 1 bundel form pendaftaran, sticker, alat tulis, buku "Character Building" dan mug. Begitu saya membuka form pendaftaran, ada 7 lembar kertas yang harus diisi. Dalam form itu ada sekitar 40 pertanyaan yang harus dijawab dan kami diberi waktu 1 minggu untuk mengisinya. Lumayan putar otak juga untuk menjawabnya. Hihi...
Mungkin ada yang bertanya, segitu banyaknya form, pertanyaannya apa aja sih? Sedikit information kalau pertanyaannya adalah seputar tumbuh kembang anak dari mulai dalam kandungan sampai sekarang. Kemudian visi dan misi orangtua terhadap pendidikan, motivasi ortu dalam menyekolahkan anak ke SD tsb, komitmen ortu jika anak di terima di SD tsb dan beberapa studi kasus. Agak njlimet? Hehehe... Ya gitu deh..
Saya berpikir bahwa pihak sekolah meminta informasi dengan detail agar bisa mengetahui tujuan, visi dan misi orangtua. Jika memang visi dan misinya sama, maka diharapkan ke depannya akan dapat bekerja sama dengan baik. Jadi memang yaa... Pengisian formulir itu merupakan screening awal yang dilakukan oleh sekolah untuk mengetahui sejauh mana peran orangtua nantinya. Bisa dikatakan kalau disini ortu lah yang dites.
Setelah pemberkasan masuk, maka seleksi awalpun dimulai. Kami harus menunggu sekitar seminggu (10 Feb). Alhamdulillah seleksi awal diterima dan setelah itu ada wawancara dengan orang tua (21 Feb). Hasilnya akan diumumkan pada tanggal 1 Maret. Deg degan? Udah pastilah.. Macam nunggu pengumuman UMPTN jaman sekolah dulu aja, hehehe..
Alhamdulillah.. Kami dinyatakan lulus Tes wawancara. Lanjut pembayaran uang masuk sekolah sampai tanggal 11 Maret. Setelah itu ada jadwal pertemuan pihak sekolah dengan ortu untuk pemaparan lesson plan sit in. Yupp...Setelah dinyatakan lulus wawancara sekarang giliran anak melakukan sit in selama satu minggu (18-22 April)
Sit in bertujuan untuk mengetahui kemandirian anak, sosialisasi, kreativitas, leadership dan melihat apakah anak sudah siap untuk memasuki gerbang pendidikan dasar. Tidak ada assessment berupa calistung dan hafalan surat Al Quran. Meski sekolah ini adalah sekolah Islam berbasis komunitas tapi anak tidak di-asses dalam bacaan Al Quran nya. Menurut pihak sekolah, untuk hafalan dan doa sehari hari nanti akan mengalir sendiri saat berlangsungnya kegiatan belajar.
Tanggal 3 Mei keluar pengumuman hasil sit in dan Alhamdulillah Samara diterima. Sujud syukur banget bisa masuk di sekolah ini, mengingat quotanya sangat sedikit. Mungkin inilah rejeki Samara. Pasti Allah akan berikan sekolah yang terbaik untuk Samara. Dan inilah jawabannya, meski kami harus melewati perjalanan yang cukup panjang. Semoga Samara mampu dan enjoy dalam menuntut ilmu selama 6 tahun ke depan. Dan pastinya kami sebagai orang tua harus siap bekerja keras untuk belajar lagi, mengikuti ritme pendidikan anak dan bekerja sama dengan pihak sekolah.
Dear Samara, welcome to elementary school..
Semoga ntar seneng sama sekolah nya ya...
BalasHapusBtw itu beneran form nya idr 500 doang? Hehe
Aamiin... :)
HapusThanks koreksinya Man... Itu kurang K hehehe...
wah selamat ya Samara, bentar lagi jadi anak SD
BalasHapusTerima kasih mak Fitri :)
Hapus