Ambilkan bulan bu.. ambilkan bulan bu..
Yang selalu bersinar di langit..Di langit bulan benderang.. Cahya nya sampai ke bintang..Ambilkan bulan bu...Untuk menerangi tidurku yang lelap di malam gelap
Itulah lagu yang menjadi salah satu lagu pengantar tidur Samara.
Saya sering menyanyikan lagu tersebut jika meninabobokan Samara. Ketika malam hari kami keluar rumah melihat bulan yang indah kamipun bernyanyi bersama.
Hari Sabtu kemarin Samara berkesempatan nonton gratis film musikal Ambilkan Bulan.
Dua hari sebelumnya saya melihat acara behind the scene nya film tersebut di TV dan saya berniat mengajak Samara nonton karena saya lihat sekilas filmnya bagus, banyak lagu anaknya dan seolah olah si pengagas ide film ingin membangkitkan kembali lagu anak Indonesia yang keberadannya makin tenggelam.
Sore itu di atas commuter line yang membawa saya pulang ngantor menuju stasiun LA, saya iseng melihat postingan teman2 di FB dan ada kuis yang digelar di sini. Kuis nobar yang diadakan oleh Mother and Baby magazine akan membagikan masing masing 3 tiket untuk 10 orang yang beruntung.
Wah....lumayan juga nih kalo menang, pikir saya dalam hati :)
Akhirnya saya menjawab pertanyaan siapa sutradara film Ambilkan Bulan, kepada siapa film ini didedikasikan dan apa tujuannya?
Mulai lah saya merangkai kata kata hingga menjadi satu jawaban seperti ini :
Dwiyani Arta sutradara Ifa Isfansyah. Film ini didedikasikan utk Alm AT Mahmud sbg pencipta lagunya.. Dan tujuan dari film ini adalah membangkitkan kembali lagu2 anak yg skrg mulai tergeser posisinya oleh lagu2 dewasa di hati anak Indonesia. Sangat ditakutkan jika anak2 Indonesia tdk mengenal lagu anak yg bagus dan sangat cocok dg usianya sehingga tdk mengakibatkan anak dewasa sblm waktunya..
Saya menjadi orang terakhir yang memberikan jawaban dalam kuis itu :)
Saya komat kamit berdoa menunggu pengumuman siapa yang beruntung dapetin tiket di keesokan harinya.
Pas diumumkan ternyata saya adalah peserta nomor buncit yang menang bok...
Alhamdulilah banget, niat mau nyenengin anak nonton film musikal jadi juga nih...gretong pulak =D
Sabtu sore kami meluncur ke XXI Plaza Senayan dengan berbekal print out email konfirmasi dari pihak M&B Mag. Setelah celingukan bertanya ke mbak mbak petugas ticketing, saya mendapat info kalo tiket akan dibagikan langsung di depan studio 5. Pas saya ke studio gak ada siapa siapa tuh... Saya balik lagi ke bagian ticketing dan dengan PD nya saya nyamperin mbak mbak yang dandanannya oke banget membawa serentengan tiket. SKSD banget deh pokoknya saya...langsung main tembak dengan bilang : "mbak dari M&B ya?" Alhamdulilah tebakan saya bener, ambil tiket trus kami langsung menuju studio 5 yang udah dibuka.
Etapi Samara bergaya dulu ah...sebelum nonton :)
Samara in purple ^_^ |
Sebelum film diputar ada iklan yang gak banget yang salah satunya iklan kampanye peserta pilkada calon gubernur DKI yang berkumis itu sekitar 10 menit kemudian film Ambilkan bulan diputar.
Untuk membunuh rasa sepi Amelia mencari kesibukan dan teman di jejaringan sosial facebook. Bertemulah dia dengan Ambar seorang gadis cilik yang tinggal di sebuah desa cantik bernama Sentanu di Karanganyar Jawa Tengah.
Tak disangka ternyata Ambar adalah sepupu (dari pihak ayah) yang tidak pernah dia kenal sebelumnya dan ketika liburan tiba, ayah Ambar menjemput Amelia untuk belibur di desa.
Nah...di sanalah pertama kalinya Amelia bertemu dengan keluarga besar ayahnya. Selain bertemu dengan keluarganya Amelia juga bertemu dengan banyak teman seperti Hendra, Pandu dan Kuncung.
Karena di facebook Ambar selalu memamerkan foto pemandangan desa dan hutan yang indah makanya Amelia ingin sekali main ke dalam hutan. Dan berpetualang lah 5 bocah cilik itu di dalam hutan hingga bertemu dengan si jogowono Mbah Gondrong.
Sosok Mbah Gondrong yang konon selalu berteman dengan jin dan suka makan anak ini justru membantu 5 anak ini yang tersesat untuk keluar dari hutan. Mbah Gondrong adalah orang baik yang berusaha melindungi hutan dari upaya penebangan liar yang dilakukan penduduk setempat.
Berita hilangnya Amelia di hutan terdengar oleh ibunya yang kala itu sedang seminar di Bali. Sang ibu memutuskan untuk meninggalkan seminar dan langsung meluncur ke desa Sentanu.
Ketika 5 anak berhasil keluar dari hutan dan bertemu dengan dengan keluarga masing masing, keadaan Amelia dan ibunya berubah menjadi lebih baik. Artinya sang ibu sudah mau bersilaturahmi kembali dengan keluarga mendiang ayah Amelia. Peristiwa itu membuat hubungan kekeluargaan mereka menjadi hangat.
Dalam film yang berdurasi nyaris 2 jam ini menyuguhkan 10 lagu anak ciptaan alm AT Mahmud yaitu Ambilkan Bulan, Libur Tlah Tiba, Paman datang, Anak Gembala, Kereta Apiku, Amelia, Pelangi, Bintang Kejora, Mendaki Gunung dan Aku Anak Indonesia
Dari 10 lagu anak yang dinyanyikan ada salah satu lagu yang bikin saya menitikan air mata ketika film ini berlangsung. Entah kenapa ketika lagu Bintang Kejora dinyanyikan saya langsung teringat masa kecil saya di desa puluhan tahun silam. Sungguh itu benar benar menguras emosi saya. Sampai saya malu dengan Ayah Samara yang saat itu memberi saya tisu untuk mengelap air mata :)
Kenangan lagu Bintang Kejora memang melekat banget di hati saya karena saya sering menyanyikan lagu itu bersama mama ketika melihat bintang berserakan di langit. Jika ada suatu perayaan entah itu ulang tahun teman atau apa, saya selalu maju untuk tampil menghibur dengan menyanyikan lagu Bintang Kejora.
Pokoknya lagu itu jadi andalan saya kalo nyanyi. So....dalem banget kan makna lagu itu bagi saya :)
Usai nonton film tersebut saya dan Samara terus bernyanyi Ambilkan Bulan. Saya juga mengajarkan pada Samara beberapa lagu yang muncul di film tersebut. Sekarang Samara sedang senang menyanyi lagu Amelia dan Anak Gembala. Kalo diajarin lagu Bintang Kejora Samara gak mau, maunya lagu Bintang Kecil ajah :)
Ya sudah lah tak apa...saya yakin suatu saat Samara pasti akan merasakan ada salah satu lagu anak yang dalem banget di hatinya. Entah lagu apa itu? Saya tak tahu...
Oiya menurut saya nih pesan moral yang disampaikan dalam film itu adalah setiap anak butuh teman dalam mengisi hari harinya maka sebagai orang tua tidak seharusnya terlalu sibuk dengan pekerjaan. Di samping itu orang tua juga wajib memperkenalkan seluruh keluarga besarnya kepada anak agar anak tahu siapa kakek dan neneknya, pakde dan budhe-nya, om dan tantenya serta sepupunya. Jujur saya sedih melihat adegan pertemuan pertama kali Amelia dengan kakek neneknya.
Overall, film Ambilkan Bulan cukup menghibur dan betul betul membawa kita melayang ke masa kecil. Untuk anak anak juga bangus banget karena bisa membangkitkan kembali lagu anak Indonesia yang sudah tenggelam.
Ayooo kita dukung kebangkitan lagu anak Indonesia dengan mengajarkan lagu anak yang berkualitas agar posisinya tidak tergeser oleh lagu dewasa.
AKU BANGGA MENJADI ANAK INDONESIA....
sepatu pink!!!
BalasHapusDija juga suka sepatu pink
hiihihi
ya amppun jeng, aku pun sangat suka lagu bintang kejora..
BalasHapuskayaknya kalo dengerin lagu itu, langsung bisa ngerasain kemasa kecil dulu. Kok kita bisa samaan ya? :D
Mau nonton filem ini di bioskop, tapi radit bloman ngerti deh pasti. Jadi nunggu dvdnya aja, hihihi ;p
@baby Dija...terima kasih ya sudah berkunjung di blog tante. Samara dan Dija kayanya seumur ya..:)
BalasHapus@Desi, toss dulu ah...Iya lagu bintang kejora emang bagus banget dan syairnya pun sederhana tapi sangat mengena di hati anak anak.
Oiya mungkin seumuran Radit masih belum bisa duduk manis nonton film di bioskop, tunggu gedean dikit kali yaaa :)
Salam kenal juga ya bundanya samara. Dapet rezeki nonton gratis ya. Samara manis bgt sih
BalasHapus@ Mama Cal-Vin, terima kasih atas kunjungannya..alhamdulilah Samara diberi kesempatan nonton pilem gratis :)
BalasHapusAku juga udah nonton sama Nadya. Filmnya bagus, tapi pas bagian anak-anak ngobrol pake bahasa Jawa, terpaksa deh aku terjemahin. Jadi Nadya ketawanya terlambat. Gpp lah. Dan menyenangkan banget suasananya karena penuh ibu-ibu yang bawa anak. Subhanallah.. :)
BalasHapusMoga sering-sering ada film kayak gini :)
Etapi aku nontonnya preview bulan Mei kemaren, jadi bebasssssss dari iklan nggak penting si kumis itu, hihihi..
@ Della, iya bener..lucu banget tuh pas bagian obrolan pake bahasa Jawa. Cuma saya yang tahu, ayahnya gak tahu, apalagi Samara belum mudeng blas :)
BalasHapusSaya juga berharap ada lagi film yang bagus kaya begini biar masa kecil anak2 kita jadi berkesan :)